Yuk, Rayakan Kurban tanpa Sampah Plastik


JAKARTA, bisniswisata.co.id: SECARA global, United Nations Environment Programme (UNEP) memperkirakan pada 2040 akan ada 29 juta ton plastik masuk ke ekosistem perairan dunia, termasuk laut. Sampah plastik tersebut sebagian besar berasal dari sumber polusi darat yang tidak terkelola dengan baik, ediksi ini dibuat dengan asumsi tidak ada upaya lain dari apa yang terjadi saat ini atau business as usual.

Pada tingkat nasional, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah pada 2022. Sekitar 18,5% di antaranya berupa sampah plastik. Hal ini disebabkan oleh pergeseran pola hidup dan pola konsumsi masyarakat dalam menggunakan plastik sekali pakai termasuk saat Iedul Adha.

Sampah plastik mampu mencemari laut. Selain banyaknya kasus dimana banyaknya biota laut yang mati akibat mengonsumsi plastik, plastik juga dapat mengganggu rantai makanan yang ada di laut. Hal ini terbukti pada 2018, plastik ditemukan dalam tubuh banyak organisme, mulai dari bangkai penyu, paus sperma, bayi anjing laut, lobster, hingga paus biru yang menurut pengamat telah mengonsumsi sekitar 43 kg mikroplastik perhari, serta banyak biota laut lainnya dengan organ dalam yang sudah banyak tercemar oleh sampah plastik.

Pembagian daging qurban pada perayaan Hari Raya Idul Adha berpotensi meningkatkan timbulan sampah plastik, mengingat penggunaan plastik sekali pakai dalam jumlah besar masih digunakan untuk wadah daging kurban.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, estimasi jumlah konsumsi hewan kurban tahun 2023 diperkirakan mencapai 1.743.051 ekor, yang terdiri dari kambing, domba, sapi dan kerbau. Potensi penggunaan kantong plastik pembungkus daging kurban diperkirakan mencapai 119 juta lembar plastik sekali pakai (KLHK, 2023).

Tahun ini, Hankook—perusahaan produsen ban di Cikarang, Banten, JaBar— menyumbangkan lebih dari dua ton hewan kurban yang terdiri dari tujuh ekor sapi dan enam ekor kambing, yang didistribusikan dalam bentuk daging kurban kepada 1000 orang warga Desa Cicau, sebagai dukungan di bidang sosial-keagamaan masyarakat sekitar pabrik.

KLHK telah menerbitkan Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor SE.6/MENLHK/PSLB3/PLB.3/6/2023 tentang Pelaksanaan Hari Raya Iedul Adha tanpa Sampah Plastik. untuk mengajak dan mendorong masyarakat agar membawa wadah ramah lingkungan sendiri pada saat pengambilan daging kurban; menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan sampah seperti tempat sampah terpilah serta alat pengumpul sampah terpilah di lokasi pelaksanaan Shalat Iduladha dan pembagian daging kurban.

“Langkah ini merupakan salah satu upaya implementasi program pengurangan dan penanganan sampah melalui keterlibatan masyarakat yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 97 tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga”, ungkap Kasubdit Tatalaksana Produsen Ditjen PSLB3 KLHK, Ujang Solihin Sidik  dalam sebuah webinar “Gerakan Upaya Pengurangan Sampah Plastik di Momentum Iduladha”.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dr. Dolly Priatna mengemukakan bahwa upaya pengurangan dan pengelolaan sampah plastik penting menjadi tanggung jawab bersama. Tak hanya pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat saja, pihak swasta dan masyarakat juga harus berpartisipasi aktif dalam upaya tersebut.

Ekonomi Sirkular

“Salah satu upaya pengurangan dan pengelolaan sampah plastik yaitu dengan model ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular merupakan sebuah konsep bagaimana sebuah produk yang dihasilkan dan dimanfaatkan, seminimal mungkin mencemari bumi, serta masyarakat mendapatkan manfaat yang lebih besar melalui peningkatan nilai-nilai ekonomi. Oleh karena itu, penting memegang pola pikir setidaknya 3 prinsip utama, yaitu reduce, reuse, recycle”, ujar Dolly yang juga pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.

Pada kesempatan tersebut Direktur Komunikasi & Teknologi Dompet Dhuafa, Prima Hadi Putra menyatakan bahwa Dompet Dhuafa Volunteer di seluruh daerah siap berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk membangun kepedulian masyarakat tentang metode berbagi dengan cara yang lebih bertanggung jawab. Melaksanakan  upaya pengurangan sampah plastik sekali pakai sehingga manfaat yang dirasakan tidak hanya saat mendapatkan daging kurban akan tetapi juga menjaga ekosistem lingkungan hidup agar lebih baik lagi. Dengan membangun sistem kurban ramah lingkungan, diharapkan dapat membangun ekonomi kreatif bagi masyarakat dalam mendorong pengrajin wadah dan lain sebagainya.

Berikut alternatif wadah daging kurban yang sekaligus bisa digunakan untuk kegiatan sehari-hari:

Besek bisa menjadi salah satu alternatif wadah makanan karena sifatnya yang ramah lingkungan. Adanya rongga di antara anyaman besek membuat pengemasan makanan menjadi lebih segar karena terjadi sirkulasi udara yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam daging. Besek dapat dibuat dari bambu, daun pandan dan daun kelapa.

Dedaunan seperti daun pisang, daun jati, dan daun-daun sejenis. Wadah ini mudah diuraikan dengan proses alamiah karena merupakan bahan organik sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Kotak Bekal Makanan (Food Container) bisa dipakai berulang kali. Sehabis dipakai untuk wadah daging kurban, tinggal dicuci untuk digunakan lagi. *



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »