JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kolaborasi Kemenparekraf , Komisi X DPR-RI dan Sudin Parekraf Jakarta Pusat untuk membekali kalangan pengusaha UMKM Jakarta Pusat berlangsung selama satu hari di Hotel Redtop Hotel, Jakarta.
Dalam acara bertajuk Strategi Promosi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Melalui Branding dan Media Digital” di Redtop Hotel, Pecenongan Jakarta Pusat, Kamis 2/6 hadir
Shinta Nindyawati, Kasudin Parekraf Jakarta Pusat, Anggota Komisi X DPR RI, Himmatul Aliyah, Elizabeth Hutagalung (Koordinator Konten Kemenparekraf) serta pemateri Qhistas Tsana Noe’ man, seorang branding consultant.
Shinta Nindyawati mengatakan strategi promosi pariwisata dan ekonomi kreatif harus terus diperbaharui oleh karena itu peserta yang merupakan pengusaha UMKM Jakarta Pusat dalam bimtek kali ini dilatih umtuk memaksimalkan media digital yang sudah dimiliki maupun upaya memperkuat branding.
“Jadi kolaborasi dalam bimbingan teknisl ( bimtek) ini untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman mereka )” kata Shinta, Kasudin Parekraf Jakarta Pusat.
“Kami memiliki banyak program yang bermitra dengan Kemenparekraf, Kementerian Komunikasi dan Informasi serta Kementerian Pemuda dan Olahraga,” jelas Himmatul Aliyah dari partai Gerindra yang bukan sekedar membuka acara tetapi terus mengikuti sesi demi sesi dan ikut memberikan arahan langsung pada peserta yang mendapat tugas kelompok.
“Dalam hal ini kami ingin memberikan bimbingan teknis di dapil saya yaitu di Jakarta Pusat, agar konstituen saya ini konsisten serta maju dalam Ekraf dan UMKM,” jelas Himmatul Aliyah
Elizabeth Hutagalung (Koordinator Konten Kemenparekraf), dan Anggota DPR RI Komisi X Himmatul Aliyah diapit pemateri Qisthas ( kiri) dan Shinta Nindyawati, Kasudin Parekraf Jakarta Pusat.
Kegiatan yang dihadiri oleh para pelaku usaha menengah di kawasan Jakarta Pusat tersebut dilakukan secara luwes, dan santai.
Qisthas berhasil membangun antusias para pelaku usaha untuk mempraktekkan bagaimana membuat branding di media sosial agar lebih fokus dan konsisten yang berimbas pada penjualan serta omset.
“Yang penting konsisten dan mempunyai target market yang sesuai dengan produk yang kita miliki,” kata wanita yang juga dikenal sebagai seorang desainer ini.
Kunci untuk membuat branding lebih mudah, perlu merumuskan hal berikut :
1.Brand story atau cerita pendek dari merek produk kita. Perlu dijelaskan siapa kita, nama brand, kategori, keunikan produk pembeda dari yang lain, bagaimana produk dibuat dan ditujukan untuk siapa target pasarnya.
2.Content pillar. Turunan dari brand story yang sudah dirumuskan akan membentuk content pillar, yaitu apa saja yang akan disampaikan dan perlu diketahui lebih rinci oleh target market nya. Content pillar ini akan membangun pemahaman profile produk kita secara utuh. Sehingga konten untuk media sosial yang disajikan nantinya mampu membentuk kepercayaan dan kesetiaan pada produk kita.
3.Banking content, artinya kita menyiapkan konten apa saja yang akan disebarkan di media sosial selama satu periode. Misalnya satu bulan, secara spesifik kita rencanakan setiap minggu lalu dibagi lagi setiap hari, apa saja isi konten dari content pillar yang sudah kita susun sebelumnya.
Misalnya kita rencanakan di Instagram hari Senin tentang varian produk, lalu Selasa mengenai proses membuat produk, Rabu profile pembeli produk dan seterusnya sampai Minggu. Lalu di Tik Tok apa saja konten yang akan disebarkan.
Praktek merumuskan strategi branding selanjutnya dikerjakan peserta bimtek secara berkelompok. Semua rencana konten tadi dituangkan dalam bagan yang mudah dipahami lalu dipraktikkan.
Sesederhana itu bila dilakukan konsisten akan membangun brand yang baik bagi produk kita.Di akhir acara Qhistas Tsana Noe’ man, seorang branding consultant memiloh tigpa kelompok peserta yang dapat melakukan tugas dengan baik dan berhadiah tentunya.
Recent Posts
- Peta Fraksi dan Kilas Balik Pengesahan UU HPP Pangkal PPN 12 Persen
- AmaWaterways offers ‘savings galore’ for wave campaign
- Kapolda DIY Periksa Pistol dan Surat Tes Psikologi Anggotanya
- NEWH, Inc. Awards $75K in Scholarships During BDNY 2024
- Why coal is being burned more than ever as demand in China and India soars despite carbon emissions warnings | Science, Climate & Tech News
Recent Comments