Wall Street Merosot Imbas Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga The Fed


Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP

Indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, ditutup melemah pada perdagangan Jumat (14/4). Hal ini karena data ekonomi yang beragam menunjukkan adanya sinyal kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang mampu meredam ekspektasi investor, usai Bank AS meluncurkan laporan keuangan kuartal pertama.

Mengutip Reuters, Senin (17/4), Dow Jones Industrial Average turun 143,222 poin atau 0,42 persentase menjadi 33.886,47. S&P 500 kehilangan 8,58 poin atau 0,21 persen pada 4.137,64. Nasdaq Composite turun 42,81 poin atau 0,35 persen menjadi 12.123,47.

Ketiga saham utama AS tersebut berakhir di posisi merah, namun jauh dari sesi terendah. Setelah reli yang kuat pada hari Kamis, ketiga indeks saham utama AS mencatatkan kenaikan secara mingguan.

“Hari ini kami mengambil sedikit istirahat. Setelah kenaikan tajam kemarin, pasar mungkin sedikit lebih maju,” kata kepala investasi di IndexIQ di New York, Sal Bruno.

Pendapatan bank-bank besar AS seperti Citigroup Inc, JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo & Co mengalahkan ekspektasi, karena diuntungkan adanya kenaikan suku bunga dan mengurangi kekhawatiran akan tekanan sistem perbankan.

“Seperti yang diharapkan, bank-bank besar mungkin tidak terlalu dirugikan oleh gejolak perbankan regional, bahkan mungkin diuntungkan,” ujar analis strategi investasi di Baird di Louisville Kentucky Ross Mayfield. “Kami melihat sebagian besar neraca yang kuat dan sehat, dan cukup jelas krisis (bank regional) yang tidak sistemik”.

Berbagai data ekonomi termasuk penjualan ritel, produksi di industri serta sentimen konsumen memperkuat harapan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin lagi pada pertemuan kebijakan bulan depan.

“Produksi industri dan pemanfaatan kapasitas lebih kuat dari yang diharapkan,” tambah Bruno.

“Kedua (data) menunjuk ekonomi yang masih memiliki prospektif, di mana Fed melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga pada Mei, kemungkinan hingga Juni," lanjutnya.

Analis memprediksi agregat laba S&P 500 akan turun 4,8 persen dari tahun lalu, berbalik arah 1,4 persen yoy yang diperkirakan pada kuartal awal, menurut Refinitiv.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »