Pemilik akun Twitter Jowo Joyowaskito mengklaim bangun jembatan dan jalan berjarak tujuh kilometer dari desa Kecapi, Kedungjogo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menggunakan kocek sendiri senilai Rp3,7 miliar.
Menurut dia, setelah dibangun, Bupati Jepara dan Gubernur Jawa Tengah malah ‘pura-pura’ tidak tahu. Justru, yang berterima kasih adalah Bupati Grobogan.
Dari pantauan redaksi, cuitan tersebut menerima 8.445 likes dan 2.713 retweet pada Jumat (6/5) pagi.
“Jembatan dan jalan ini aku buat dengan dana pribadi Rp3,7 miliar. Bupati Jepara dan Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) pura-pura tidak tahu, lain dengan Bupati Grobogan yang berterima kasih,” kata dia sembari mengunggah sebuah foto jembatan, Selasa (3/5).
“Lokasi jembatan ini hanya berjarak 7 km dari Kota/Kabupaten Jepara, di desa Kecapi, Kedungjogo, RT15/02 (Kecamatan) Tahunan.”
Dalam cuitan berbeda, akun @JJoyowaskito tersebut mengatakan sebelum jembatan dan jalan dibuat, penduduk sekitar kesulitan beraktivitas karena harus menyeberangi kali.
“Sungguh miris bila anak-anak ke sekolah sedang kalinya banjir, wanita paruh baya pulang pergi kerja, rasa iba dan prihatinku berupaya meringankan beban penduduk sini dan sekitarnya,” ujarnya sembari mengunggah foto sebelum jembatan dibuat.
Sebagaimana dilansir detikcom, pembangun jembatan tersebut diketahui bernama asli Kholil (54). Kholil sendiri telah membenarkan dirinya merupakan pemilik akun @ JJoyowaskito.
Kholil merincikan jembatan yang dibangun memiliki ukuran panjang 22 meter dan lebar 6 meter.
“Biaya itu ya lebih dari Rp3,7 miliar, tapi nanti saya malu banyak netizen yang dikira macam-macam. Habis jembatan mengeluarkan uang Rp2 miliar untuk jalan. Fondasi 100 meter kali 2 meter tinggi beton itu habis biaya juga tahu,” ujar dia.
Kholil menjelaskan jembatan tersebut memiliki akses ke tiga dukuh di Desa Kecapi. Sehingga, warga yang melintas pun tidak perlu jauh-jauh untuk aktivitas sehari-hari.
“Ini menghubungkan RT 15 ke RT 33, 40, dan 41. Kalau dukuhnya ini Kedungjogo, Kracan, Tempur,” ujar Kholil.
Kholil mengaku rela merogoh kocek pribadi karena merasa kasihan dengan kondisi akses jalan untuk warga di Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan.
“Sebetulnya saya iba sama masyarakat, kalau masyarakat mau mobilitas harus muter, kalau anak sekolah musim penghujan mereka bertaruh nyawa untuk melaksanakan tugas mencari nafkah dan sekolah,” ujarnya.
Karena itu lah, Kholil pun menyampaikan keinginannya membangun jembatan kepada kepala desa dan ia disarankan membangun jembatan sepanjang enam meter. Menurutnya, pihak desa juga menyumbang semen sebanyak 40 karung.
“Saya sebagai seorang ingin menolong mereka ini paling nyaman dibikin jembatan. Itu ingin saya kan bikin empat meter, lah Pak Petinggi Kecapi itu ke sini, tolong dibikin enam meter. Karena Jembatan Kecapi empat meter sudah ramai, jembatan itu tahun 70-an, kalau sekarang harus enam meter,” ujar Kholil.
“Kalau dari desa saya mau bikin empat meter terus disuruh 6 meter, terus dibantu semen 40 sak (karung), waktu ngecor, terus masalah kabupaten macam-macam tidak pernah karena saya tidak pernah mengajukan proposal, memang selama saya mau saya bantu,” sambung bapak tiga anak ini.
Walau menyindir pejabat daerah, tapi Kholil mengaku niatnya murni untuk membantu warga. Dia tidak mau membangun jembatan dikaitkan untuk kepentingan politik.
“Saya mau nyalon RT saja tidak mau, bukan saya sombong kalau saya mau nyalon tidak ada Bupati Jepara pada nyalon sama saya, DPR tidak mau, memang tulus membantu masyarakat. Tendensi saya, sisa-sisa umur saya, saya menebus dosa itu saja untuk kepentingan masyarakat,” ujarnya.
Ada pun dana yang ia pakai untuk membangun jembatan merupakan hasil dari menjual investasi tanah. Ia mengaku rela menjual tanah hingga mobil miliknya untuk membiayai pembangunan jembatan.
“Dulu masih muda investasi tanah, tanah saya jual di Jakarta-Depok Rp1,7 miliar. Sebelah jembatan ada tanah saya jual Rp500 juta, terus di Bate saya beli Rp30 juta saya jual Rp1,8 miliar. Terus saya investasi kayu Sulawesi itu saya jual motor dan mobil, demi kepentingan masyarakat bawah,” ujar Kholil.
Saat diverifikasi soal kebenaran tersebut, Ketua RT 40 RW 7 Desa Kecapi Ahmad Zaenuri mengatakan tidak tahu pasti besaran dana pribadi untuk membangun jembatan di Desa Kecapi. Menurutnya warga hanya membantu tenaga saat pengecoran.
“Masalah dana kami tidak tahu, kami tahu bikin. Kami mendukung masyarakat senang, bangga, termasuk jalan RT 14 ke RT 40,” jelas Zaenuri.
Sementara itu, Ketua RT 15 Desa Kecapi Ruslan menyambut baik pembangunan jembatan tersebut. Apalagi akses warga sebelumnya harus menempuh jarak hingga 3 kilometer untuk sampai di Kota Jepara.
“Saya wakil dari masyarakat sangat menginginkan dari dulu adanya jembatan ini, karena ini akses menuju kota,” ujar Ruslan.
Menurutnya jembatan yang dibangun ini menjadi jalan alternatif menuju Kota Jepara. “Karena warga sini ke kota muter dulu, 3 kali lipat jauhnya. Dengan adanya jembatan ini sangat membantu sekali masyarakat,” jelas dia.
“Masyarakat tahu banyak yang lewat sini, dengan adanya sini membantu dan menjadi alternatif ke kota,” sambung Ruslan.
Hal senada diungkapkan warga lain, Solikin. Dirinya mengaku terbantu dengan adanya jembatan ini. “Ini tadi habis cari rumput, lewat sini dekat, biasanya harus muter jauh,” kata dia.
(wel/agn)
[Gambas:Video CNN]
Recent Posts
- Mahasiswa Unej Diduga Bunuh Diri, Jatuh dari Lantai 8 Gedung Kampus
- Tui appoints Bart Quinton Smith as UK sales and marketing director
- The Ritz-Carlton, Bangkok Debuts in Thailand
- Air pollution now linked to hospital admissions for mental health, study finds | Science, Climate & Tech News
- Peta Fraksi dan Kilas Balik Pengesahan UU HPP Pangkal PPN 12 Persen
Recent Comments