Tarif Ojol Naik, Pengguna Curhat: Berat, Tapi Sudah Jadi Kebutuhan Primer


TEMPO.CO, Jakarta – Para pengguna ojek online (ojol) dari berbagai kalangan merasa keberatan  dengan pengumuman Kementerian Perhubungan ihwal naiknya tarif layanan moda transportasi roda dua tersebut. Namun, karena layanan ojol kini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, mau tak mau nantinya harus membayar dengan tarif ojol terbaru tersebut.

Iqbal, misalnya. Pekerja kantoran di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, berusia 28 tahun itu mengaku memang rutin menggunakan layanan ojol untuk menyambung perjalanannya ke stasiun dari rumahnya. Meski mengaku berat adanya kenaikan tarif, dia mengatakan tak bisa berbuat banyak.

“Sejujurnya memang agak memberatkan sih karena kan sekarang banyak barang-barang naik, inflasi tinggi juga kan kemarin, tapinya kita musti paham ojol juga terpengaruh,” kata dia saat ditemui di kawasan Kebon Sirih, Kamis, 11 Agustus 2022.

Dia mengatakan, meski kenaikan tarif selisihnya dari peraturan sebelumnya tidak terlalu tinggi naiknya, tapi akan memengaruhi besaran tarif layanan yang dihitung berdasarkan jarak. Makanya, ketika sudah jadi kebutuhan primer, dia berharap penyedia aplikasinya juga masih mau memberikan promo.

“Sudah jadi kebutuhan primer sih buat saya, kalau kita pulang tengah malam kan masih butuh. Makanta promo mudah-mudhlahan masih ada, enggak apa naik tapi ya mudah-mudahan operatornya masih mau bakar duit,” ujar Iqbal.

Senada, Anis, 28 tahun, mengatakan hal yang serupa. Ibu satu orang anak ini mengaku layanan ojek online paling efektif untuk mobilitasnya di jalanan, selain transportasi massal seperti kereta dan bus. Jadi, ketika tarif layanan dinaikkan pemerintah, dia mengatakan masih akan tetap menggunakan layanan ojol.

“Kalau untuk efektifitasnya, ya mau bagaimanapun tetap ojol (lebih baik). Cuma kalau misal naik begini, berat juga rasanya. Walau sedikit-sedikit naiknya, tapi kan kita pakai ojol rutin, berasa juga,” ucapnya.

Tapi, Anis mengatakan, untuk penggunaan ojol jarak dekat seperti dulu biasa gunakan untuk mengantar anak sekolah, tak akan lagi rutin digunakan. Dia lebih memilih mengantarkan anaknya ke sekolah menggunakan motor sendiri, termasuk untuk mobilitas jarak dekat lainnya.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »