TEMPO.CO, Surabaya – Direktur Komersial PT Cemindo Gemilang Tbk. Surindro Kalbu Adi mengatakan market semen di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara serta daerah-daerah Indonesia bagian timur masih terbuka lebar. Karena itu, produsen Semen Merah Putih ini bakal melakukan penetrasi pasar ke wilayah tersebut lewat inovasi terbarunya berupa Semen Merah Putih Watershield.
“Sebanyak 10-15 persen dari total produksi Semen Merah Putih Watershield kami salurkan ke wilayah ini,” kata Surindo dalam peluncuran Semen Merah Putih Watershield untuk Indonesia di Hotel Ciputra World Surabaya, Senin, 30 Mei 2022.
Adapun peluncuran pertama untuk pasar Indonesia bagian barat telah dilaksanakan di Jakarta pada 20 Mei lalu. Pengiriman perdana semen itu, kata Surindro, dilaksanakan ke distributor area Banten, Jawa Barat, Lampung, dan DKI Jakarta.
Menurut Surindro, emiten berkode CMNT itu tak mengabaikan wilayah timur. Justru dengan meluncurkan produk pertamanya di Surabaya, mereka mngklaim serius menggarap market Indonesia timur, khususnya Surabaya dan Bali.
Surindro menuturkan Semen Merah Putih Watershield berbeda dengan semen biasa karena mengandung water replellent atau afek daun talas. Efek itu memungkinkan air tidak meresap ke pori-pori acian atau plester, namun menggelinding jatuh. Dia mengklaim plester atau acian menggunakan Semen Merah Putih Watershield akan terbebas dari rembesan air, bocor, dan korosi.
Selanjutnya, semen juga tahan terhadap kondisi lembab dan dapat memperkecil risiko serapan air ke tembok sampai 70 persen. “Semen ini memberikan proteksi serta daya tahan lebih terhadap penyerapan air pada bangunan, baik aplikasi si struktur maupun non-struktur,” ujar dia.
Namun, Surindro enggan menjelaskan soal harga per sak semen yang diluncurkan dalam kemasan kantong 40 kilogram dan 50 kilogram itu. Ia hanya mengatakan harga Semen Merah Putih Watershield masih wajar.
“Harga kami set premium, karena dengan menggunakan semen ini ke depan dapat menghemat perawatan bangunan sampai 38 persen,” kata dia.
Baca juga: Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Tidak Selalu Mulus dan Mudah
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Recent Comments