Rektor UMJ Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Politik


REKTOR Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Ma’mun Murod MSi dikukuhkan sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Politik, Kamis (9/11). Prosesi pengukuhan dilakukan di Aula KH A Azhar Basyir Gedung Cendekia dengan khidmat ditandai dengan penyematan lencana Guru Besar oleh Ketua Senat UMJ Prof Dr Masyitoh Chusnan MAg.

Ma’mun ditetapkan sebagai Guru Besar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor : 37257/M/07/23. Ma’mun merupakan guru besar ke-20 yang dimiliki UMJ dengan angka kredit sebesar 851,50.

Wakil Rektor I UMJ Dr Muhammad Hadi MKep mengatakan bahwa dikukuhkannya Prof Ma’mun menjadi kebanggaan bagi UMJ karena Ma’mun merupakan dosen produktif yang pemikirannya banyak dirujuk melalui buku, jurnal dan tulisan di media massa.

Peryataan tersebut diakui oleh Ketua Badan Pembina Harian UMJ Prof Dr Abdul Mu’ti MEd. Dalam sambutannya Mu’ti menyebut bahwa Ma’mun merupakan dosen yang sangat produktif dan gagasan yang disampaikan pada orasi ilmiah dinilai luar biasa dan mengandung kritik tajam.

“Dengan pengukuhan ini kami yakin bahwa perkembangan kampus UMJ akan semakin dirasakan manfaatnya secara langsung oleh seluruh masyarakat,” ungkapnya.

Menurut Mu’ti, pengukuhan ini menunjukkan bahwa dua sayap besar Islam di Indonesia telah melahirkan intelektual yang dapat melintas dua ormas yaitu Ma’mun, kader Muhammadiyah yang berlatar belakang keluarga Nahdlatul Ulama.

“Kita dalam berbagai hal memang harus memperkuat kekuatan-kekuatan yang didukung oleh sayap Islam yang moderat. Ini menjadi bagian penting dari peningkatan kualitas UMJ untuk mencerdaskan umat dan kehidupan bangsa,” pungkas Mu’ti.

Hal senada disampaikan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah III Prof Dr Toni Toharudin SSi MSc. Menurutnya pengukuhan Prof Ma’mun merupakan prestasi dan kebanggaan bagi LLDIKTI Wilayah 3. “Prof. Ma’mun telah membuktikan kemampuan, keahlian dan kontribusi luar biasa dalam bidang ilmu politik,” ungkapnya.

Toni bertutur bahwa Ma’mun adalah akademisi yang layak dijadikan teladan bagi anak bangsa karena dapat memadukan dunia akademis, aktivis, dan pesantren. Terlebih saat ini telah menyandang gelar Guru Besar yang memiliki peran penting sebagai bagian dari penentu arah kehidupan bangsa.

“Dunia politik Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan dan persoalan kompleks seperti korupsi dan lain-lain. Oleh karenanya dibutuhkan peran Guru Besar untuk turut serta dalam mengupayakan politik berkeadaban agar menghasilkan pemimpin berkualitas dan jujur,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Toni mengharapkan agar gelar Guru Besar dapat mendorong semangat Ma’mun untuk berperan dalam mengupayakan perubahan pelembagaan demokrasi di Indonesia ke arah yang lebih baik.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir yang hadir di acara pengukuhan, menyatakan bahwa orasi ilmiah Prof Ma’mun bertajuk Dialektika Islam dan Pancasila: Dari Ideologi Menuju Aktualisasi, menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negara Pancasila.

Menurutnya, Guru Besar ke-283 di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah merupakan sosok pencari ilmu yang luar biasa. “Terima kasih telah menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negara Pancasila. Kita ingin mengakhiri perdebatan politik lampau. Tidak cukup dengan konsensus bahwa Indonesia adalah negara Pancasila, tapi kita harus membangun Indonesia ini menjadi negara daarul ahdi wassyahadah yaitu Indonesia berkemajuan,” imbuh Haedar.

Pengukuhan Guru Besar disaksikan oleh Wakil Ketua MPR RI Nur Hidayat Wahid, Jazilul Fawaid, Arsul Sani, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar, Anggota DPR Hasto Kristiyanto, Wali Kota Tangerang Selatan Drs Benyamin Davnie, dan sederet tokoh penting lainnya serta sivitas akademika UMJ.

Ulama besar Ustaz Adi Hidayat, menutup pengukuhan dengan doa bagi Prof Ma’mun agar memiliki pengetahuan untuk kebaikan dan kemanfaatan kehidupan bangsa dan negara. Peraih Doktor Honoris Causa dari UMJ ini turut mendoakan UMJ agar menjadi kampus yang dapat menghasilkan generasi terbaik yang dapat memakmurkan bangsa. (RO/S-3)

REKTOR Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof Dr Ma’mun Murod MSi dikukuhkan sebagai Guru Besar di Bidang Ilmu Politik, Kamis (9/11). Prosesi pengukuhan dilakukan di Aula KH A Azhar Basyir Gedung Cendekia dengan khidmat ditandai dengan penyematan lencana Guru Besar oleh Ketua Senat UMJ Prof Dr Masyitoh Chusnan MAg.

Ma’mun ditetapkan sebagai Guru Besar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor : 37257/M/07/23. Ma’mun merupakan guru besar ke-20 yang dimiliki UMJ dengan angka kredit sebesar 851,50.

 

Wakil Rektor I UMJ Dr Muhammad Hadi MKep mengatakan bahwa dikukuhkannya Prof Ma’mun menjadi kebanggaan bagi UMJ karena Ma’mun merupakan dosen produktif yang pemikirannya banyak dirujuk melalui buku, jurnal dan tulisan di media massa. 

Peryataan tersebut diakui oleh Ketua Badan Pembina Harian UMJ Prof Dr Abdul Mu’ti MEd. Dalam sambutannya Mu’ti menyebut bahwa Ma’mun merupakan dosen yang sangat produktif dan gagasan yang disampaikan pada orasi ilmiah dinilai luar biasa dan mengandung kritik tajam.

“Dengan pengukuhan ini kami yakin bahwa perkembangan kampus UMJ akan semakin dirasakan manfaatnya secara langsung oleh seluruh masyarakat,” ungkapnya.

Menurut Mu’ti, pengukuhan ini menunjukkan bahwa dua sayap besar Islam di Indonesia telah melahirkan intelektual yang dapat melintas dua ormas yaitu Ma’mun, kader Muhammadiyah yang berlatar belakang keluarga Nahdlatul Ulama.

“Kita dalam berbagai hal memang harus memperkuat kekuatan-kekuatan yang didukung oleh sayap Islam yang moderat. Ini menjadi bagian penting dari peningkatan kualitas UMJ untuk mencerdaskan umat dan kehidupan bangsa,” pungkas Mu’ti.

Hal senada disampaikan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah III Prof Dr Toni Toharudin SSi MSc. Menurutnya pengukuhan Prof Ma’mun merupakan prestasi dan kebanggaan bagi LLDIKTI Wilayah 3. “Prof. Ma’mun telah membuktikan kemampuan, keahlian dan kontribusi luar biasa dalam bidang ilmu politik,” ungkapnya.

Toni bertutur bahwa Ma’mun adalah akademisi yang layak dijadikan teladan bagi anak bangsa karena dapat memadukan dunia akademis, aktivis, dan pesantren. Terlebih saat ini telah menyandang gelar Guru Besar yang memiliki peran penting sebagai bagian dari penentu arah kehidupan bangsa.

“Dunia politik Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan dan persoalan kompleks seperti korupsi dan lain-lain. Oleh karenanya dibutuhkan peran Guru Besar untuk turut serta dalam mengupayakan politik berkeadaban agar menghasilkan pemimpin berkualitas dan jujur,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Toni mengharapkan agar gelar Guru Besar dapat mendorong semangat Ma’mun untuk berperan dalam mengupayakan perubahan pelembagaan demokrasi di Indonesia ke arah yang lebih baik. 

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir yang hadir di acara pengukuhan, menyatakan bahwa orasi ilmiah Prof Ma’mun bertajuk Dialektika Islam dan Pancasila: Dari Ideologi Menuju Aktualisasi, menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negara Pancasila.

Menurutnya, Guru Besar ke-283 di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah merupakan sosok pencari ilmu yang luar biasa. “Terima kasih telah menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah negara Pancasila. Kita ingin mengakhiri perdebatan politik lampau. Tidak cukup dengan konsensus bahwa Indonesia adalah negara Pancasila, tapi kita harus membangun Indonesia ini menjadi negara daarul ahdi wassyahadah yaitu Indonesia berkemajuan,” imbuh Haedar.

Pengukuhan Guru Besar disaksikan oleh Wakil Ketua MPR RI Nur Hidayat Wahid, Jazilul Fawaid, Arsul Sani, Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar, Anggota DPR Hasto Kristiyanto, Wali Kota Tangerang Selatan Drs Benyamin Davnie, dan sederet tokoh penting lainnya serta sivitas akademika UMJ. 

Ulama besar Ustaz Adi Hidayat, menutup pengukuhan dengan doa bagi Prof Ma’mun agar memiliki pengetahuan untuk kebaikan dan kemanfaatan kehidupan bangsa dan negara. Peraih Doktor Honoris Causa dari UMJ ini turut mendoakan UMJ agar menjadi kampus yang dapat menghasilkan generasi terbaik yang dapat memakmurkan bangsa. (RO/S-3)





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »