Pertama Kali Dilakukan Starbuck di Jabar, Donasikan 48 Ribu Benih Kopi Kepada Petani di Ciwidey



Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR. ID, BANDUNG – Indonesia berada di peringkat ke tujuh di dunia dalam indeks kualitas kopi.

Keunikan biji kopi kualitas Indonesia adalah memiliki varian rasa yang berbeda di setiap daerah yang berbeda pula.

Hal ini diungkapkan oleh Director PT Sari Coffee Indonesia (Starbucks) , Anthony McEvoy dalam peringatan ulang tahun Starbucks yang ke-20.

Anthony mengatakan, biji kopi kopi Indonesia ini dipastikan hadir di retail Starbucks di seluruh dunia.

“Untuk espresso blendnya dipastikan ada di berbagai negara. Salah satu yang posisinya yang ada di global dan terbaik adalah Sumatera single origin,” kata Anthony saat ditemui di sela acara di Ciwidey, Rabu (12/10/2022).

Dalam merayakan ulang tahunnya yang ke-20 Starbucks Indonesia mendonasikan benih bibit kopi di lokasi Komunitas Petani Pembibitan Kopi dan Bank Kompos, Batu Lulumpang, Lebak Muncang, Ciwidey.

Pemberian benih bibit kopi ini, kata Anthony bukanlah pertama kali diberikan oleh Starbucks Indonesia.

Baca juga: 1000 Bibit Kopi Ditanam di Cilengkang Kabupaten Bandung di Program CSR BJB

“Sejak 2017 kami sudah memberikan kurang lebih 4 jutaan benih kopi kebanyakan di daerah Sumatera. Hari ini pertama di Jawa Barat, kami mendonasikan 48 ribu benih kopi kepada petani di Lebak Muncang,” ujarnya.

Sementara itu, untuk jenis kopi yang di donasikan pun beragam jenisnya mulai dari varietas andung sari, gayo 1 dan gayo 2, komasti.

Anthony mengatakan Starbucks mengambil 4 persen kopi terbaik jenis arabika di Indonesia.

Sementara itu Country Manager Starbucks Farmer Support Center, Masyitah Daud mengatakan alasan memilih Jawa Barat karena kopi jenis arabika ini tumbuh di dataran tinggi.

“Disini tanahnya subur dan kopi arabika ini tanaman keras, tumbuh dalam segala cuaca dan petani disini memiliki semangat untuk menanam kopi kembali,” ujarnya.

Munculnya Pandemi Covid-19 diakui petani asal Ciwidey membuat mereka malas untuk merawat kebun karena kondisi harga yang turun drastis.

Baca juga: Kopi Gununghalu Bandung Barat Senilai Rp 1,5 M Diekspor Secara Mandiri oleh Petani ke Tiga Benua





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »