ULUWATU, bisniswisata.co.id: Oliver Wild tidak merasa terganggu ketika tattoo di tubuhnya menjadi sorotan pengunjung di Pantai Nyang-Nyang, Bali, dimana dia tengah melakukan Personal Social Responsibility (PSR) dengan mengajak turis dan teman-temannya melakukan bersih-bersih pantai, memunguti sampah yang ada dan memasukkannya dalam karung putih di tangan.
“ Orang yang memasang Tattoo di tubuh kerap identik dengan baru keluar dari penjara karena biasanya tattoo dibikin dalam penjara. Tapi bagi saya tattoo itu untuk investasi dengan mengoleksi tatto di seluruh tubuh kecuali wajah dan leher, “ jelas Oliver Wild, pria asal Jerman yang sudah melanglang buana ke berbagai negara maupun benua untuk bekerja dan menjadi traveler sejati.
Selain tubuhnya sudah ditutupi tattoo dengan nilai ada yang seharga €8000-€9000/ per buah, gambar tattoo yang dipilihnya juga menjelaskan perjalanan hidupnya sebagai traveler. Investasi yang sudah dikeluarkan masih lebih murah dari harga normal karena temannya sendiri yang menjadi seniman tattoo dan memberikannya harga miring.
Saat liburan, sebagian besar wisatawan mengambil foto, mengumpulkan suvenir, atau mengirim kartu pos. Namun tidak dengan pria Jerman ini, Oliver Wild, karena dia benar-benar mengoleksi tattoo dan menganggapnya sebagai investasi pribadi.
Kelahiran Gera, dekat Leipzig, Jerman ini menutupi sebagian besar tubuhnya dengan tattoo dengan tempat-tempat yang dia kunjungi saat dia bepergian keliling dunia.
Ibarat kanvas, maka tubuhnya di tatoo dengan gambar Patung Liberty dari kunjungannya ke New York, Jembatan Golden Gate (San Francisco), wanita berbikini (Miami), serta roda roulette dan chip judi (Las Vegas).
Tapi juga ada gambar Yesus dan ibundanya, bunda Maria masing-masing di tangan kiri dan kanannya sesuai dengan agama yang dianutnya sekaligus bukti cintanya pada Yesus, kata Oliver yang akrab disapa Oli.
Di antara banyak karya seni tattoo besar lainnya di tubuhnya, ia juga memiliki tattoo hati seukuran aslinya di dadanya sebagai kenang-kenangan atas pekerjaan yang dilakukannya, membantu operasi jantung.
Dengan hampir 90% tubuhnya dipenuhi tattoo, Oliver Wild mengatakan itu adalah hasrat yang menyakitkan dan sulit, dan itu bukanlah hobi yang murahan.“Beberapa orang mengoleksi prangko. Saya mengoleksi tattoo.
Dia bahkan kini kehabisan kulit untuk ditato, tapi bersikeras dia tidak akan pernah menato wajah, leher atau jemari tangannya. “Saya bekerja secara profesional, jika tidak bisa menyembunyikannya… itu sama saja tidak profesional karena stigma yang ada,” jelasnya.
Tattoo menimbulkan stigma atau bentuk prasangka yang mendiskreditkan atau menolak seseorang atau kelompok karena menganggapnya berbeda dari banyak orang secara umum dan bahkan dianggap alumni penjara di belahan bumi manapun.
Sebagai profesional di sebuah hotel
Sebagai seorang perawat
Dari sekian banyak tattoo di tubuhnya, tattoo hati sebagai kenang-kenangan atas pekerjaan yang dilakukannya, membantu operasi jantung memiliki makna tersendiri bagi Oliver Wild.
Siapa sangka pria bertattoo ini sedikitnya 10 tahun mengabdi di Rumah Sakit mulai dari kuliah hingga mengambil banyak peran di beberapa bagian mulai dari ruang ICU, ruang operasi hingga menangani masyarakat dengan kelainan mental.
“Menangani bagian kesehatan mental membuat saya banyak belajar tentang sebab-akibat dan bagaimana seseorang memiliki sakit mental misalnya kecendrungan menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau membunuh orang lain, memperkosa anak-anak kecil dan penyakit kejiwaan lainnya kata Oliver.
Pengalaman bekerja di rumah sakit juga yang membuat dia kerap melakukan kegiatan Personal Social Reslonsibility ( PSR) untuk membimbing masyarakat hidup di dunia nyata, memiliki keseimbangan hidup.
Kegiatan di pantai yang baru dilakukannya adalah salah satu bentuk peduli pada masyarakat lainnya sekalipun kegiatan simpel memungut sampah pantai namun berdampak luas pada sustainable tourism.
Kesehatan mental menjadi kritis di era disrupsi karena perubahan cepat dalam teknologi, pekerjaan, dan gaya hidup dapat menyebabkan stres dan ketidakpastian. Merawat kesehatan mental membantunya mengatasi individu hadapi tantangan, meningkatkan produktivitas, dan menjaga keseimbangan hidup dalam lingkungan yang terus berubah.
Bertugas di ruangan yang menangani masalah kesehatan mental membuat Oliver Wild bersyukur karena itu dia bisa memperbaiki diri dengan prioritaskan waktu untuk diri sendiri, dengan tidur cukup, makan sehat, dan berolahraga.
Menurut dia, penting memiliki jaringan sosial, membangun dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas untuk saling mendukung dan terlibat dalam aktivitas yang disukai, karena hal ini dapat meningkatkan mood dan memberikan perasaan pencapaian.
“Tetap realistis terkait tujuan dan harapan untuk menghindari tekanan yang berlebihan. Setiap individu itu unik dan perbaikan kesehatan mental memerlukan pendekatan yang personal dan berkelanjutan “ jelasnya.
Pengalamannya menangani orang-orang yang memiliki gangguan kesehatan mental ini umumnya terjadi pada keluarga broken home, anak sering dihina, dianiaya, dibully oleh orangtua sendiri atau keluarga terdekat lainnya.
“ Oleh karena itu saya ingin menikah dan hidup yang mampu membangun runah tangga yang baik dan istri saya nanti harus bisa hidup bahagia, saya juga bisa hidup bahagia bersamanya,” kata Oliver
Pengalaman bekerja di rumah sakit membekalinya banyak hal terutama untuk berani terjun ke profesi lainnya ke bidang industri pariwisata, dunia hospitality, jadi manager hotel dan sekarang menjadi manager restoran serta menjadi peselancar ( Surfer).
Pria yang dalam kesehariannya banyak memiliki talenta dan profesi ini sesuai komitmennya dalam hal tattoo maka saat berpindah-pindah profesi, semua gambar tubuh itu tertutup oleh seragam sebagai seorang profesional.
“ Nah pahamkan sekarang mengapa tidak ada tindik dan tattoo di wajah dan dileher saya karena tattoo bukan kriminal dan saya adalah seorang profesional,” katanya mengakhiri pembicaraan.
Recent Posts
- Win Your Way to Tropical Paradise with Prestige Travel
- Dua Polisi Polsek Kemayoran dan Polres Jakpus Disidang Etik Terkait Kasus DWP
- Premier leads the renovation of the Houston Marriott Sugar Land guestrooms
- Tributes paid to Not Just Travel operations executive Kristina Janes
- Humanizing Hospitality: How to Keep Guests and Hotel Teams Happy
Recent Comments