Lewat Seni Tari Layar Sauh, ISBI Bandung Surakan Gejolak Kehidupan Mayarakat Maritim



Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG – Karya seni tari Layar Sauh menjadi ruang dalam menyuarakan gejolak kehidupan masyarakat maritim.

Hal itu diungkapkan Ketua Tim Riset Seni Maritim Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung yang juga Executive Producer Layar Sauh, Yanti Heriyawati, seusai pertunjukan seni budaya berbasis Maritim, Layar Sauh dalam acara Marine Spatial Planning & Service Expo 2022 yang diinisiasi Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Selasa (13/9/2022).

Yanti menerjemahkan estetika seni maritim dalam kebijakan tata kelola kelautan di tanah air ke dalam sebuah pertunjukan seni tari Layar Sauh.

Baca juga: Layar Sauh, Hasil Riset Kolaborasi ISBI Bakal Dipentaskan di Marine Spatial Planning & Services Expo

Seni Maritim dalam tema karya yang diproduksinya itu, kata dia, tidak lahir begitu saja, tetapi melalui sebuah proses riset. Sehingga, seni diartikulasikan sebagai ruang dalam menyuarakan gejolak kehidupan masyarakat maritim.

“Bingkai seni yang kami tawarkan mengaitkan langsung secara spesifik dengan perjuangan masyarakat, karena itu bentuk seni maritim yang kami ciptakan berdasar pada riset seni budaya maritim. Dikembangkan melalui proses eksplorasi artistik seni tradisi di pesisir nusantara kemudian dikemas secara kontemporer dan kolaborasi multimedia,” ujar Yanti, dalam keterangannya Selasa (13/9/2022).

Jelajah seni maritim pada aktivitas masyarakat pesisir dan bahari ini, kata Yanti, dalam konteks landscape komunitas kapal, pantai, pesisir laut, danau sungai yang terkoneksi dengan rute pelayaran dan pelabuhan.

“Layar Sauh merupakan karya baru dari proses penciptaan Seri Jelajah Negeri Maritim. Episode kali ini dibagi dalam tiga bagian yakni Jelajah Alam, Jelajah Kehidupan dan Jelajah Keragaman,” katanya.

Yanti menjelaskan, pengalaman riset menyusuri pesisir di negeri maritim Indonesia diartikan dalam karya ini. Mulai tentang keindahan, tentang perjuangan hingga tentang fakta-fakta kehidupan masyarakat nelayan.

“Perjalanan mengajarkan bagaimana memaknai perbedaan dan kebinekaan dalam satu semangat kebersamaan dan kebangsaan, yakni Indonesia,” ucapnya.

Sebelumnya, Yanti telah banyak menciptakan karya-karya berdasarkan riset seni budaya maritim diantaranya, The Voice in Pangandaran, Siluet Perempuan Pesisir, Memoar Luka Laut, Aroma Jagat Laut, Persik Pasir Ricik Air, Jika ke Laut dan Sudut Semesta Laut.

Baca juga: Layar Sauh, Hasil Riset Kolaborasi ISBI Bakal Dipentaskan di Marine Spatial Planning & Services Expo

“Selain karya seni pertunjukan, karya seni maritim diciptakan dalam bentuk film dokumenter, fotografi, dance film, dan karya-karya dalam kemasan multimedia,” katanya.

Layar Sauh merupakan produksi Jelajah Negeri Maritim dalam Floating Heritage Festival. Para peneliti yang terlibat didalamnya antara lain Yanti Heriyawati, Afri Wita dan Juju Masunah.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »