Langkah Awal PSSI Setelah 32 Tahun


Oleh : Endro Yuwanto/Jurnalis Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Timnas sepak bola putra Indonesia U-22 ditargetkan bisa merebut medali emas di SEA Games 2023 Kamboja oleh PSSI untuk mengulangi prestasi serupa yang diukir pada SEA Games 1987 dan 1991. Tentu, ini target yang tak mudah mengingat sudah sekitar 32 tahun Indonesia puasa medali emas di cabang olah raga (cabor) sepak bola SEA Games.

Sejak keikutsertaan Indonesia di cabor sepak bola SEA Games, Indonesia justru lebih sering meraih medali perak dan perunggu alias posisi kedua dan ketiga, dibanding juara untuk menyabet emas. Skuad Garuda lima kali meraih perak pada 1979, 1997, 2011, 2013, dan 2019. Serta lima kali mendapatkan perunggu pada 1981, 1989, 1999, 2017, dan 2021.

Pencapaian itu sebenarnya mirip dengan kiprah timnas Indonesia di kancah sepak bola level Asia Tenggara lainnya, yakni Piala AFF. Bahkan di ajang ini tim Merah Putih tak pernah merengkuh juara. Indonesia hanya sanggup menjadi runner-up Piala AFF 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020, kemudian menduduki peringkat ketiga pada Piala AFF 1998 dan 2008.

Wajar bagi penggemar sepak bola Indonesia, 1987 dan 1991 seolah menjadi tahun yang gampang diingat lantaran hanya pada dua tahun itu skuad Garuda mampu mendulang emas SEA Games.

Pada event di tahun-tahun yang lampau, timnas Indonesia sempat menjadi salah satu tim favorit di Asia. Gelaran SEA Games 1987 menjadi saksi betapa mengerikannya tim Merah-Putih kala itu. Armada besutan pelatih dalam negeri, Bertje Matulapelwa, sukses merengkuh medali emas usai mengalahkan Malaysia dengan skor 1-0 di Stadion Utama Senayan, 20 September 1987 silam.

Kemenangan pada laga puncak SEA Games 1987 juga menjadi ajang balas dendam bagi tim berjuluk the Boys of 1987. Pertama kalinya Indonesia meraih medali emas sekaligus menghentikan dominasi Thailand dan membenamkan negara serumpun yang sekaligus rival bebuyutan, Malaysia.

Dalam sejarah pergelaran bergengsi dua tahunan di Asia Tenggara ini, Indonesia terakhir kali meraih gelar juara pada 1991. Pada hajatan kali ini bisa dibilang Indonesia berada dalam tahun emas mengingat mampu berjaya dari fase grup sampai dengan final.

Pada 1991, SEA Games berlangsung di Filipina. Saat itu, timnas Indonesia dipimpin juru taktik asal Rusia Anatoli Polosin. Tiga kemenangan pada putaran grup dilibas oleh Rochy Putiray dkk.

Pada partai semifinal Indonesia mempecundangi timnas Singapura 4-2 sebelum akhirnya menang 4-3 atas Thailand lewat adu penalti di partai final di Stadion Rizal Memorial, Manila, Desember 1991.

Selepas itu, Indonesia kemarau prestasi, dan harapan menumbuhkan kembali kejayaan Merah Putih terus hadir pada dua tahunan sekali. Kali ini jutaan warga tanah air tentu berharap Marselino Ferdinan dkk mampu memutuskan dahaga gelar skuad Garuda Muda di SEA Games 2023 Kamboja.

Langkah awal sudah diukir. Indonesia memetik kemenangan 3-0 atas Filipina dalam pertandingan pembuka Grup A cabor SEA Games 2023, di Stadion Olimpiade, Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (29/4/2023). Kemenangan meyakinkan ini menjadi modal bagus bagi pasukan besutan Indra Sjafri menatap babak selanjutnya.

Hasil tersebut tentu awal yang bagus dalam perjalanan skuad Garuda di Kamboja. Kendati demikian, tak selayaknya tim Merah Putih tidak berpuas diri. Pasalnya, laga tersebut baru awal dari perjuangan di turnamen multievent terbesar di Asia Tenggara.

Memang, kemenangan ini membuat Indonesia untuk sementara memimpin klasemen Grup A. Tapi jalan masih panjang. Selanjutnya Indonesia akan menghadapi Myanmar pada 4 Mei 2024. Di Grup A, Indonesia bergabung dengan Kamboja, Myanmar, Filipina, dan Timor Leste. Marselino dkk favorit untuk melaju ke babak semifinal. Meski sebaiknya Indonesia tetap tak boleh meremehkan setiap lawan di Grup A.

Apalagi jika sampai terbebani dan terlalu memikirkan target medali emas saat berlaga di SEA Games 2023. Ingat, sudah sekitar 32 tahun, para senior, para pendahulu penggawa timnas Indonesia, juga selalu kesulitan meraup emas.

Bayangan harus meraup medali emas bisa membuat para pemain tertekan karena beban. Lebih bijak jika fokus untuk mengarungi laga demi laga dan tetap kompak baik di dalam maupun luar lapangan.

Dengan demikian, para pemain tentu akan mampu dengan baik menjalankan taktik yang diberikan Indra Sjafri. Apalagi, Indra adalah salah satu juru taktik terbaik Indonesia saat ini. Tangan dinginnya pernah berbuah juara Piala AFF U-19 2013, Piala AFF U-22 2019, dan medali perak SEA Games 2019.

Dari daftar di bawah ini, mana nih Hape favorit Kamu?





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »