TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Utama dan CEO Indofood, Anthoni Salim, blak-blakan menanggapi penurunan laba yang dialami oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) pada semester pertama tahun 2022.
“Meskipun ketidakpastian kondisi global dan volatilitas harga-harga komoditas masih berlanjut, Indofood dapat meraih pertumbuhan nilai penjualan sebesar 12 persen di semester pertama tahun 2022,” kata Anthoni Salim dalam keterangannya, Rabu, 31 Agustus 2022.
Dalam siaran pers kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. yang ditujukan ke OJK, BEI dan KSEI pada hari ini, dipaparkan bahwa perseroan membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi 12 persen secara year-on-year (yoy) dari Rp 52,79 triliun menjadi Rp 47,29 triliun. Laba usaha perusahaan juga masih tumbuh 4 persen yoy di tengah adanya penurunan margin.
Tapi kenaikan harga komoditas seiring dengan peningkatan beban, juga rugi selisih kurs yang belum terealisasi dari kegiatan pendanaan membuat INDF membukukan penurunan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar 16 persen. Laba turun dari Rp 3,43 triliun menjadi Rp 2,9 triliun.
Anak usaha Indofood Sukses Makmur yakni Indofood CBP Sukses Makmur atau ICBP mencatatkan kenaikan pendapatan 16 persen yoy pada semester I tahun 2022. Pendapatan produsen mi instan Indomie tersebut naik dari Rp 28,2 triliun menjadi Rp 32,59 triliun.
Meski begitu, lonjakan harga komoditas membuat laba usaha ICBP turun 8 persen yoy dari Rp 6,36 triliun menjadi Rp 5,88 triliun.
Recent Comments