TASHKENT, bisniswisata.co.id: Kesiapan memasuki pasar global diawali dengan riset pasar di dunia maya oleh Agus dan Elva, pasangan suami istri yang sudah 12 tahun terakhir membangun lini fesyen batik tradisional dengan nama Apikmen untuk menembus pasar global.
Sukses merambah pasar domestik dan mengikuti banyak event fashion di dalam dan luar negri, keunggulan Agus dan Elva antara lain adalah cepat beradaptasi dengan situasi dan kondisi (sikon) yang terjadi. Tak heran Batik Corona karya Apikmen adalah salah satu yang masuk di 8 Jenama terpilih di hari Batik Nasional yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf.
Gambar virus Corona yang dituangkan dalam motif batik sudah dikenakan sendiri oleh Menparekraf Sandiaga Uno untuk keseharian tugasnya sehingga menambah spirit Agus dan Elva untuk terus berkarya karena karya-karya mereka di terima masyarakat.
Begitu pula ketika memutuskan untuk bergabung di gelaran Halal Beyond Borders 2023 yang berlangsung di dua kota Uzbekistan yaitu kota Tashkent dan Samarkand pada 31 Mei-7 Juni, Apikmen didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merilis koleksi baru dengan tema New Day.
“Koleksi New Day terinspirasi dari kata Navruz yang dalam bahasa Uzbek berarti hari yang baru, merupakan hari perayaan nasional warga Uzbek, dimana membeli baju baru merupakan salah satu kebiasaan dalam merayakan hari Navruz, selain membersihkan rumah dan memasak masakan tradisional,” kata Agus, pendiri Apikmen.
Agus berfoto dengan Menparekraf Sandiaga Uno di Intercontinental Hotel Tashkent
Koleksi New Day dari Apikmen merupakan pakaian siap pakai untuk pria dewasa modern yang berjiwa muda dan mencintai batik sebagai budaya asli Indonesia.
Menggunakan material batik cap motif kontemporer, warna hijau dan jingga serta desain yang variatif, diharapkan pemakai koleksi ini dapat merasa percaya diri dalam sehari berkegiatan. Koleksi Apikmen yang diluncurkan pada Halal Beyond Borders 2023 dapat menjadi pilihan fesyen pria modern, yang tetap ingin tampil etnik, seje (beda), nggaya (bergaya).
Nama Navruz juga yang diabadikan menjadi Taman Kota Tashkent, ibukota Uzbekistan yang menjadi tempat penyelenggaraan dari kegiatan Indonesia Cultural Night event Halal Beyond Borders 2023 atau Malam Budaya Indonesia menampilkan karya Apikmen dan brand desainer Indonesia lainnya.
Entah mengapa disebut Taman Etnografi Navruz mungkin karena etnografi digunakan untuk meneliti perilaku-perilaku manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi komunikasi dalam setting sosial dan budaya tertentu. Kalau dalam penelitian maka metode etnografi dianggap mampu menggali informasi secara mendalam dengan sumber-sumber yang luas.
Hal yang pasti lokasi tempat Apikmen tampilkan koleksinya berlangsung di teater terbuka dengan latar belakang Kincir raksasa bianglala atau yang disebut ferris wheel di kejauhan. Saat malam tiba dan para peragawati berlenggak-lenggok di tengah arena maka para penonton yang duduk melingkari arena bisa melihat bianglala yang menjadi latar belakang layar lebar dengan langit Tashkent diterangi bulan purnama yang bulat sempurna.
Para peragawan Uzbek dengan wajah yang khas dan langkah yang nyaman memperagakan koleksi New Day Apikman dan tampak menjadi sosok pria-pria muda yang percaya diri berbaju trendy. Terbukti koleksi in sifatnya universal dan bisa cocok dikenakan oleh gen Z dari berbagai bangsa.
Sebelum berangkat mengikuti show dan pameran di luar negeri pihaknya melakukan riset terlebih dahulu untuk menyesuaikan produk dengan selera negara tujuan.Tak heran Apikmen kerap berkesempatan berpartisipasi dalam berbagai pameran busana etnik di luar negeri, seperti Turki, Afrika Selatan, Jepang, hingga Rusia.
Agus menjelaskan, hasratnya melestarikan batik dan merawat budaya dengan tagline etnik, seje atau berbeda dalam bahasa Indonesia, dan gaya membuat usahanya terus berkembang.
Sebagai UMKM binaan, dia juga berterima kasih kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang menggelar Program #BeliKreatifLokal karena dari program itu dia mendapat banyak keuntungan termasuk soal legalitas, pembukuan dan laporan keuangan, serta insentif perpajakan secara digital.
“Saya kira program ini sangat bagus, terutama buat UMKM yang tadinya gaptek (gagap teknologi) atau tidak aware dengan digital, sekarang jadi UMKM go digital,” kata pria yang bernama lengkap Agus Tri Santosa.
Adaptasi dan terus inovasi seperti yang kerap disampaikan Mas Menteri Sandiaga Uno terbukti membuat usahanya mampu melewati masa pandemi global COVID-19 dengan aman bahkan motif Corona mendapatkan penghargaan, kata Agus.
Selain itu Apikmen tak pernah absen dari gelaran Indonesia Fashion Week sejak 2012 sampai 2016 serta mengikuti event lainnya seperti Halal Beyond Borders di Taskent ini sehingga setiap kali penetrasi pasar ke luar negri memberikan pembelajaran dan pencerahan yang sangat berarti bagi Agus dan istrinya Elva.
Masa perjuangan
Berawal dari kegemaran pribadi terhadap batik dan lurik, Agus tak pernah menduga bakal sukses. Hobi mengenakan batik sebagai baju kerja sehari-hari membuahkan ide untuk berbisnis baju batik.
“Ide berbisnis sebenarnya muncul karena didasari kekhawatiran bagaimana kalau terjadi PHK oleh kantor karena kondisi perusahaan tempat bekerja saat itu tidak stabil. Kala berjalan-jalan ke mall bersama istri Elva Fahrima tertarik masuk ke toko batik,” kenangnya.
Agus mendapat tantangan dari toko yang dikunjungi karena dia memakai baju batik. Toko batik di mall itu minta di suplai baju batik dari Agus. ‘kayaknya kamu memang penggemar batik, bikin saja, masukin ke sini’,” tuturnya.
Tantangan diterima dan dia mulai memasok 10 potong batik yang pertama kali dilakukan pada 2011 dan habis terjual dalam waktu singkat. Agus dan Elva pun memutuskan serius mendirikan Apikmen, yang dalam bahasa Indonesia berarti bagus sekali.
Agus menjelaskan, dalam proses produksi Apikmen menggandeng lebih dari 15 perajin dari berbagai kota. Elva yang ikut serta sebagai delegasi event ini mengatakan bahwa dirinya dan suami selalu turun tangan sendiri di setiap tahap produksi untuk mengontrol kualitas.
Selain busana, Apikmen memiliki beragam produk seperti sajadah, topi, dan tas souvenir. Keunggulan Apikmen dinilai terletak pada desain tak biasa dan perpaduan warna.
Berawal dari penjualan 10 helai batik di tahun 2011 itu, saat ini Apikmen telah memiliki tiga gerai di Jakarta dan Kuala Lumpur, Malaysia, serta empat toko daring di platform pasar digital dalam negeri dan Singapura.
Agus bertekad untuk terus mengembangkan Apikmen, sambil memperkuat akar budaya bangsa, sekaligus memperkenalkan pada dunia dengan bangga batik di kalangan muda dunia.
Usai pertunjukkan di balik panggung, para model pria Uzbekistan yang mengenakan baju-baju koleksi New Day dikerumuni rekan-rekan seusianya yang menghampiri. Anak-anak muda itu melihat sang model tampak keren dengan kostum yang dikenakannya.
.
Recent Posts
- Q&A: Marcia Moricz, cruise manager, AmaWaterways
- The Grand National Hotel by Saint Peter, Sydney, opens Friday, 31 Jan 2025
- Agent Diary: We’re only a week into peaks, if it hasn’t happened for you yet, it will!
- 4 Polisi Polres Jakpus dan Polsek Kemayoran Didemosi 5-8 Tahun Imbas Kasus DWP
- Opening of Ramada Plaza by Wyndham hotel in Jammu, J&K
Recent Comments