Jokowi Bandingkan Inflasi RI dengan Negara Maju, Ekonom: Enggak Apple to Apple


TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang membandingkan inflasi Indonesia dengan negara maju tak sepadan. 

“Ya enggak apple to apple,” ujar dia melalui sambungan telepon pada Selasa, 16 Agustus 2022.

Alasannya, di negara maju seperti Amerika Serikat, inflasi melambung mencapai 9 persen karena kebijakan harga bahan bakar minyaknya (BBM) dilepas ke pasar. Sementara itu di Indonesia, BBM masih disokong dengan subsidi. 

“Ya itulah yang bikin enggak bisa disamakan soal tingkat inflasi di negara maju. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara maju, jelas beda,” tutur Bhima.

Inflasi di sejumlah negara maju terjadi lantaran melonjaknya harga energi. Kenaikan tarif energi ini didorong konflik geopolitik Rusia dan Ukraina yang akhirnya memberikan efek domino terhadap harga-harga barang.

Dalam pidato kenegaraannya, Jokowi mengatakan di tengah tantangan global yang berat, Indonesia patut bersyukur. Menurut dia, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global. Salah satunya terlihat dari inflasi yang berhasil dikendalikan di kisaran 4,9 persen. 

Angka itu jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7 persen. “Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9 persen,” kata Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR pada Selasa, 16 Agustus 2022.

Bahkan, sampai pertengahan 2022 ini, APBN surplus Rp 106 triliun. Karena itu, kata dia, pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, LPG, dan Listrik, sebesar Rp 502 triliun pada tahun ini agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi.

Selain itu, ekonomi berhasil tumbuh positif di 5,44 persen pada kuartal II 2022. Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut, dan surplus Rp 364 triliun pada semester I tahun 2022.

“Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah perekonomian dunia yang sedang bergolak,” ujarnya.

Di satu sisi, kata dia, pemerintah memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati. Jokowi juga mengatakan Indonesia adalah negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19. Indonesia termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia yang sebarannya mencapai 432 juta dosis vaksin. Ratusan juta dosis vaksin Covid-19 itu telah disuntikkan ke warga.

HENDARTYO HANGGI | MOH KHORY ALFARIZI

Baca: Soal Kenaikan Harga BBM, Ketua DPR: Sampai Hari Ini Belum Ada Usulan Pemerintah

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »