TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah sedang menjajaki kemungkinan ekspor suplemen pertanian, seperti vitamin tanaman dan vitamin peternakan, ke Nigeria. Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos Hendro Jonathan mengatakan Pemerintah Nigeria tertarik pada mesin pengolah panen singkong, padi, serta kacang skala kecil dan menengah untuk pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) milik Indonesia.
“Selain itu potensi pupuk organik dan vitamin ternak Indonesia merupakan daya tarik dalam rangka mendukung perkembangan pertanian dan peternakan di Nigeria,” tutur Hendro melalui siaran pers Kementerian Perdagangan pada Sabtu, 23 Juli 2022.
Hendro meyakini penjajakan bisnis itu mampu membuka lebih banyak pintu dan hubungan bisnis di sektor apa pun antar-dua negara. Ia menyebutkan pada 2021, total nilai perdagangan Indonesia-Nigeria mencapai US$ 2,5 miliar dan mengalami pertumbuhan positif sebesar 59 persen dari 2021. Menurut dia, kontribusi ekspor Indonesia ke Nigeria pun menembus US$ 463 juta.
Pada Januari hingga Mei 2022, total perdagangan Indonesia-Nigeria tercatat US$ 2 miliar. Nilai ini, kata Hendro, meningkat 92 persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut Hendro, total ekspor Indonesia ke Nigeria yang mencapai USD 287 juta telah mendorong tingginya pertumbuhan total perdagangan kedua negara. Angka tersebut meningkat 1,7 persen ketimbang tahun lalu.
“Di sektor migas, Indonesia mengimpor dari Nigeria minyak mentah. Di sektor nonmigas, Indonesia mengimpor biji kakao, aluminium mentah, bijih seng dan konsentrat, dan kacang tanah,” kata Hendro.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Nigeria, Usra Hendra Harahap, menjelaskan Nigeria adalah salah satu mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Nigeria dimulai pada 1960-an ketika Indonesia membuka misi diplomatik residennya di Lagos tahun 1965.
Kemudian pada 1976, Nigeria membalas dengan membuka misinya di Jakarta. Saat ini, Indonesia mengakui pentingnya peran Nigeria di kawasan Sub-Sahara yang telah menjadikan Nigeria sebagai pintu gerbang ke Afrika Barat dan Tengah.
Menurut dia, masih banyak ruang untuk ekspor, terutama produk suplemen pertanian dari Indonesia. “Dengan penjajakan bisnis ini, diharapkan Nigeria dan Indonesia dapat memanfaatkan potensi masing-masing untuk mengembangkan hubungan perdagangan kedua negara,” kata Hendra.
Dalam penjajakan bisnis itu, Indonesia diwakili produsen pupuk PT Turrima Agro Mas, produsen komponen otomotif PT Astra Otopart, produsen kendaraan agrikultur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia, dan importir kacang mede PT Artisan Vii Agroindustri. Sementara dari Nigeria, dihadiri seluruh anggota The Nigerian Association of Chamber of Commerce, Industry, Mines, and Agriculture (NACCIMA).
Baca juga: Pengusaha: Eksportir CPO Butuh 1-2 Bulan untuk Atur Kapal jika DMO Sawit Dihapus
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Recent Comments