Iman Rachman Resmi Diangkat Jadi Direktur Utama BEI, Berikut Susunan Direksi Baru


TEMPO.CO, Jakarta – Rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan PT Bursa Efek Indonesia resmi mengangkat Iman Rachman sebagai direktur utama BEI menggantikan Inarno Djajadi. Inarno sebelumnya terpilih sebagai Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK).

“Kami berharap pada kepengurusan periode ini, aktualisasi pasar kita bisa mencapai Rp 13.500 triliun dengan jumlah investor lebih dari dua kali dibandingkan dengan sekarang,” kata Iman dalam konferensi pers virtual setelah RUPST pada Rabu, 29 Juni 2022.

Iman bersama enam anggota dewan direksi lainnya akan menjabat sebagai pimpinan BEI untuk periode 2022-2026. Dalam RUPST itu, pemegang saham juga mengangkat kembali I Gede Nyoman Yetna sebagai Direktur Penilaian Perusahaan dan memilih Jeffery Hendrik sebagai Direktur Pengembangan BEI menggantikan Hasan Fawzi.

Selanjutnya, Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy dinabalkan menjadi Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa. Posisi ini sebelumnya dijabat Laksono W. Widodo. Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI akan dijabat oleh Sunandar, menggantikan Fithri Hadi.

Adapun Risa Effenita Rustam tetap menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Bursa Efek Indonesia. Begitu juga dengan Kristian Sihar Manullang yang tetap menjabat sebagai Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan.

Iman mengatakan direksi akan melanjutkan program sebelumnya dalam periode sisa tahun ini, sekaligus mengembangkan atau merealisasikan inovasi yang belum dilakukan kepengurusan pendahul. Ia juga berharap dewan direksi yang telah terpilih bisa menargetkan jumlah investor dan emiten dua kali lipat pada 2026.

“Selain itu, kami berharap jumlah emiten meningkat lebih dari 100 persen pada 2026. Indikator-indikator ini kami harapkan bisa terpenuhi dan laksanakan melalui roadmap target setiap tahunan sampai penghujung periode kami di 2026,” kata Iman.

Adapun laporan kinerja BEI 2021 mencatat pasar modal Indonesia pada 2021 mulai mengalami pemulihan dan terus bertumbuh, yang pada akhir 2021 ditutup oleh kinerja positif indeks harga saham gabungan (IHSG) mencapai posisi 6.581,5. Angka ini naik 10,1 persen (yoy), setelah mengalami penurunan pada masa pandemi 2020. Sedangkan total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir 2021 tercatat sebesar Rp 8.255,62 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 18,4 persen (yoy).

Dari segi pengembangan investor, pada 2021 total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 7,49 juta, atau mengalami pertumbuhan sebesar 93,0 persen (yoy). Sementara itu pada periode yang sama, investor saham telah mencapai 3,45 juta investor atau naik 103,6 persen (yoy).

Dari segi likuiditas perdagangan efek saham, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham pada 2021 juga mengalami kenaikan sebesar 45,2 persen (yoy) dengan nilai mencapai Rp 13,4 triliun. Pada 2021, rerata frekuensi perdagangan harian saham mengalami kenaikan sebesar 91,1 persen (yoy) menjadi 1,29 juta transaksi per hari.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »