TEMPO.CO, Jakarta – Pengamat Ekonomi Syariah Adiwarman A. Karim menyoroti lambatnya peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Saat ini, literasi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia baru mencapai 23,3 persen dari target 50 persen.
Adiwarman mengatakan kesulitan membahasakan ekonomi syariah ke bahasa yang lebih mudah dipahami masyarakat, menjadi tantangan utama.
“Kita sampaikan ekonomi syariah yang kelewat susah dipahami masyarakat awam, pakai Bahasa Arab, misalnya. Bahasa Arabnya iya, tapi harus disampaikan juga bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti masyarakat,” kata Adiwarman dalam acara Peluncuran Allianz Life Syariah Indonesia di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta pada Kamis, 16 November 2023.
Kedua, Adiwarman menyebut seringkali perusahaan melakukan literasi ekonomi syariah tanpa kolaborasi dengan pihak lainnya. Menurutnya, kolaborasi menjadi kunci penting keberhasilan peningkatan literasi ekonomi syariah.
“Kalau kita perusahaannya kecil, maka kemampuan kita untuk melakukan literasi juga kecil. Oleh karena itu kita harus bekerja sama dengan OJK, BI, dan MUI. Bareng-bareng karena kita enggak bisa literasi diserahkan ke masing masing perusahaan kaya Allianz sendiri. Sehingga ini akan membuat literasi lebih baik,” ujar Adiwarman.
Selanjutnya, Adiwarman menyebut peningkatan literasi keuangan syariah, sering mengabaikan komunitas pesantren, komunitas, masjid, atau komunitas pengajian di daerah. “Mereka itu seakan-akan terpisah dari keuangan syariah yang ada di kota-kota besar. Ini biasanya kita lupa,” kata Adiwarman.
Sebelumnya, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menargetkan literasi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia dapat mencapai 50 persen dibanding posisi saat ini yang sebesar 23,3 persen.
Iklan
“Saya berkeyakinan dengan besarnya potensi Indonesia, angka-angka ini dapat ditingkatkan, bahkan, literasi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia ke depan paling tidak mesti mampu mencapai 50 persen,” kata Ma’ruf saat berpidato dalam Musyawarah Nasional ke-6 Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di Jakarta, Minggu, 1 Oktober 2023.
Ma’ruf Amin mengatakan dengan semakin besarnya literasi ekonomi dan keuangan syariah, maka semakin meningkat pula penerimaan dan penggunaan produk ekonomi dan keuangan syariah oleh masyarakat. Hal itu akan meningkatkan kontribusi sektor ekonomi dan keuangan syariah terhadap perekonomian nasional.
Menurut Ma’ruf, saat ini tingkat literasi ekonomi dan keuangan syariah yang sebesar 23,3 persen belum ideal. Tingkat literasi itu juga berpengaruh terhadap pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia yang baru sekitar 10,9 persen.
YOHANES MAHARSO | ANTARA
Pilihan Editor: Konsolidasi Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Dorong Regulasi Ekonomi Syariah
Recent Posts
- Danny Pomanto Sebut Banjir di Makassar Kali Ini Cukup Parah
- Scenic Group reveals new year cruise offers
- Kemenekraf Proyeksikan Tiga Tren Ekonomi Kreatif pada 2025
- HOTLIST 2024 Successfully Concludes Its Official Event Series
- Albania to ban TikTok for a year as PM Edi Rama claims app inciting violence and bullying | World News
Recent Comments