JawaPos.com – Volvo Cars mengumumkan rencananya untuk mencapai 100 persen mobil listrik pada tahun 2030. Perusahaan itu menyampaikan untuk mencapai hal tersebut, Volvo akan mendivestasi 33 persen saham Aurobay.
Aurobay sendiri merupakan joint venture dengan Geely Holding. Dengan ini, Volvo bisa sepenuhnya menarik diri dari partisipasi dalam pengembangan dan pembuatan mesin pembakaran internal atau Internal Combustion Engine (ICE).
Langkah tersebut mewakili Volvo sebagai pembuat mobil pertama yang sepenuhnya menarik diri dari pengembangan dan pembuatan mesin pembakaran internal. Volvo mengklaim bahwa pada tahun 2025, 50 persen dari penjualan globalnya akan menjadi kendaraan listrik murni.
Sementara 50 persen lainnya akan menjadi kendaraan hybrid. Selain itu, pada tahun 2030, merek tersebut akan sepenuhnya beralih ke produksi kendaraan listrik murni.
Saat ini mobil listrik harganya cukup mahal. Pandemi dan kelangkaan semiconductor juga menjadi beberapa alasan tingginya harga.
Juga, tingginya biaya baterai lithium dan harga bensin yang tinggi meningkatkan permintaan kendaraan listrik. Tingginya permintaan ini membuat mobil listrik sulit memangkas harga.
Harga beberapa bahan baterai lithium meningkat. Terkait hal itu, CEO Volvo , Jim Rowan mengungkapkan beberapa rencana perusahaan. Dia mengklaim bahwa pada tahun 2025, kendaraan listriknya akan semurah kendaraan bensin.
Dia percaya bahwa akan ada cukup teknologi untuk mengurangi biaya baterai. Rowan mengklaim teknologi baru akan membuat harga mobil listrik jadi lebih terjangkau dan meningkatkan jangkauan adopsi mobil listrik.
Dilansir dari ITHome, Rowan juga mencatat bahwa pembuat mobil tidak harus bergantung pada subsidi pemerintah. Mereka harus mencari cara untuk menghasilkan EV yang “diinginkan dan mampu dibeli orang”.
Sementara untuk Volvo sendiri, sejauh ini mereka memiliki SUV listrik mid-size EX90 tiga baris tujuh kursi baru. Mobil ini diharapkan akan menjadi pengganti XC90 saat ini.
Recent Comments