YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama GKR Hemas, menerima kunjungan Presiden Republik Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier beserta rombongan, Jumat sore. Presiden Frank mengapresiasi kekayaan budaya Jogja, utamanya yang disaksikannya di Keraton Yogyakarta.
Presiden Frank disambut Sri Sultan di Regol Danapratapa, Kompleks Srimanganti, Keraton Yogyakarta, setelah sebelumnya disambut putra serta menantu Sri Sultan yaitu GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, KPH Purbodiningrat, dan KPH Notonegoro di Regol Kamandungan Lor.
Selama berada di Keraton, Presiden Frank dijamu dengan menyaksikan benda-benda koleksi Keraton di Emper Gedhong Prabayeksa, Beksan Lawung Ageng di Tratag Bangsal Kencana, dan menikmati suguhan kopi, teh, serta makanan ringan khas Keraton di Bangsal Manis.
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, putri sulung Sri Sultan mengatakan, Presiden Jerman telah melihat secara dekat beberapa koleksi batik, wayang kulit, barang pecah belah milik Keraton, serta manuskrip.
Psaat menikmati tarian, istri KPH Wironegoro itu menyampaikan bahwa Presiden Frank terpukau, karena tak menyangka Jogja memiliki tarian dengan karakteristik yang semarak atau rancak seperti halnya Bali.
“Beliau apresiasi tentang tariannya, karena lawung itu kan musiknya semarak ada terompet, drum beliau berpikir kalau yang rancak itu hanya di Bali gitu. Termasuk bertanya tentang tarian perang, kemudian tadi sudah dijelaskan bahwa lawung itu untuk pernikahan (wedding) ,” ujarnya.
Beksan Lawung sendiri merupakan tarian pusaka ciptaan Sri Sultan Hamengku Buwono I yang menggambarkan adu ketangkasan prajurit saat berlatih tombak dan berkuda. Oleh karenanya, gerakan-gerakannya mengandung unsur heroik, patriotik, dan berkarakter maskulin.
Tak hanya itu, Presiden bersama Sri Sultan juga juga membahas soal Keistimewaan Jogja dan masalah lingkungan mengingat di Jerman memiliki teknologi dan riset yang maju terkait pengelolaan lingkungan.
“Intinya tentang keistimewaan Jogja kemudian tentang lingkungan karena di Jerman itu punya teknologi dan riset yang cukup bagus untuk environment. Kami ingin kolaborasi penataan permasalahan lingkungan di Jogja,” imbuh Gusti Mangku, sapaannya.
Lebih lanjut soal keistimewaan, kedua belah pihak banyak membahas soal warisan budaya karena di Jerman maupun Yogyakarta sama-sama peduli dengan warisan budaya terutama terkait tentang arsitektur.
“Kami di Jogja menjaga warisan budaya dan di Jerman juga banyak kepedulian tentang warisan-warisan budaya, rumah-rumah ataupun bangunan kuno.”
Rombongan Presiden selanjutnya meninggalkan Keraton pukul 17.15 WIB untuk melanjutkan kunjungan terakhir sebelum kembali ke Jerman yakni di Jogja National Museum (JNM), Wirobrajan, Yogyakarta.
Selain Keraton dan JNM, pagi harinya Presiden Frank juga mengunjungi Candi Borobudur dan Universitas Gadjah Mada. Adapun penyambutan kenegaraan sendiri telah dilakukan Presiden RI Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis pagi sebelumnya
Recent Posts
- Mahasiswa Unej Diduga Bunuh Diri, Jatuh dari Lantai 8 Gedung Kampus
- Tui appoints Bart Quinton Smith as UK sales and marketing director
- The Ritz-Carlton, Bangkok Debuts in Thailand
- Air pollution now linked to hospital admissions for mental health, study finds | Science, Climate & Tech News
- Peta Fraksi dan Kilas Balik Pengesahan UU HPP Pangkal PPN 12 Persen
Recent Comments