Laurenchia De Richo, 20 tahun, generasi gen Z yang memproduksi rendang kemasan.
KUALA LUMPUR, bisniswisata.co.id: Paviliun Indonesia di ajang pameran Halal terbesar MIHAS 2023 di lantai 2 MITEC pagi-pagi sudah tercium bau rendang yang lezat. Booth yang di sponsori oleh Bank Indonesia, bank sentral RI ini segera menarik perhatian pengunjung
Di belakang kompor ada Laurenchia De Richo bersama maminya sedang meracik rendang dari daging giling domba yang dibentuk menjadi bulatan kecil seperti bakso. Ibu dan anak ini kompak menyiapkan bahan untuk icip-icip bagi tamu yang mampir.
Tak lama kemudian peserta kegiatan pameran halal terbesar di dunia itu muncul pula di booth BI tersebut lalu masak bersama dengan kompak meski jenis masakan yang dibuat berbeda-beda. Laurenchia langsung meninggalkan arena masak memberikan kesempatan mami dan teman-teman UMKM masak bersama.
” Sebenarnya aku sejak kelas dua SD sudah jualan karena diarahkan mami jadi jualannya mulai dari es mambo, DVD , jadi reseller kosmetik di jalanin sampai jadi ABG ( anak baru gede),” kata gadis asal Payakumbuh ini sambil tergelak.
Kini Laurenchia de Richo, 20, tahun tengah mengikuti seleksi Pemuda Pelopor Nasional. Nama yang berasal paduan nama mami dan papi itu agaknya terus membawa keberuntungan ditambah dia juga tipe inovator.
” Aku kan masuk gen Z, tapi generasinya sudah tidak bisa membuat rendang dengan resep otentik. Nah setelah CNN mengakui rendang masakan terenak di dunia, nggak ragu lagi deh bikin bumbu rendang yang otentik dan dijual dalam kemasan menarik “
Apalagi, ujarnya, orangtua dan dirinya berasal dari Payakumbuh yang branding kotanya adalah The City of Rendang. Maka awalnya Laurenchia membuat bumbu rendang otentik dalam kemasan. Dia riset dan konsultasi pada seorang profesor di ITB agar kemasannya bisa mempertahankan bumbu tetap segar hingga 9 bulan lamanya.
“Akhirnya ketemu tekhnologinya dan kami pesan ke China. Produsen bumbu rendang kemasan lainnya akhirnya juga pesan pada kami sehingga jadilah kami juga sebagai distribufor kemasan. Singkat cerita akhirnya pabrik kemasan milik pengusaha China itu dibuat di Surabaya dengan kemasan pengaman lapis empat dan tak tembus cahaya,” katanya bersemangat.
Dukungan orangtua akhirnya Laurenchia membuat beragam jenis rendang dari daging sapi, domba, jamur suwir hingga mengobati rindu diaspora Indonesia makan. rendang jengkol dengan nama brand Unikayo. Keunggulannya tanpa bahan pengawet, tanpa MSG, bersertifikat halal.
“Rendang Jamur Suir merupakan inovasi terbaru dari Unikayo dan diolah dengan bumbu khas dari Unikayo. Teksturnya kenyal dan meski bahan bakunya jamur tiram, namun begitu dijadikan rendang akan terasa rasanya seperti makan daging sapi.
Bersertifikat PIRT dari Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, cocok disantap oleh anak-anak dan orang tua, tingkat kepedasannya juga standar saja dengan berat 200 gram.
Kepedulian Laurenchia pada rendang juga karena para penjual rendang di warung Padang bukan lagi orang Sumatra Barat asli, tapi justru dari suku Jawa dan Sunda. ” Tiap sudut jalan ada warung nasi Padang tapi penjualnya bukan dari Sumatera Barat dari mana rendang itu berasal,” katanya prihatin.
Untuk mendorong entrepreneurship orang Sumbar, dia akhirnya memproduksi bumbu rendang dan aneka rendang agar semua pihak mau melestarikannya.
Mengenai keterlibatannya di MIHAS 2023 untuk yang pertama kalinya, Laursnchia yang berhadapan langsung dengan para pengunjung dengan kemampuan bahasa Inggrisnya mengaku gembira karena tamu selain bisa icip-icip juga sudah paham bahwa rendang masakan terenak di dunia.
” Apalagi aku jelaskan masaknya tidak seperti nenek-nenek kita dulu selama 5 jam. Sekarang cukup satu jam dan dibumbu sudah ada santannya. Amazing kan…..”
Sedikitnya tiga calon buyer serius sudah dia dapatkan dari Brunei Darussalam, China dan India, tinggal menindak lanjuti untuk kesepakatan bersama. Unikayo memang tidak sendiri, ada CV Rrstu Mande yang menjual rendang juga di pameran produk halal ini.
Ada juga Sri Yuliastuti, produsen rendang dengan brand Uni Tutie yang menjual rendang, bumbu rendang, kalio sapi, rendang kacang merah. rendang paru, rendang jengkol dan belado daging sapi dalam kemasan untuk pasar dalam dan luar negri.
” Laurenchia jadi semangat karena peserta MIHAS datang dari hampir semua benua, jadi kita bisa menjual ke negara Muslim maupun non Muslim,” tegasnya dengan optimistis.
Recent Posts
- Sapta Nirwandar: IslamiCruise Malaysia-Saudi Populerkan Halal Tourism dan Targetkan 6.000 wisatawan.
- The Secret to Hotel Efficiency: How to Lighten the Load and Delight Guests
- Sejumlah Klub Bersaing Ketat Rebut Tiket Babak 6 Besar PNM Liga Nusantara
- Myanmar Mundur, Filipina Gelar ATF-2026 di Cebu
- IHG’s Luxury & Lifestyle Leadership Boosted by Strategic Growth, Segment Expertise and Enterprise Strength
Recent Comments