KUTA SELATAN, bisniswisata.co.id : Fernando Falcon, seorang pria asal Uruguay, bukanlah sosok yang terpaku pada satu bidang saja, dia menantang narasi konvensional dengan beralih antar berbagai bidang pada kedua ujung spektrum. Meskipun cinta akan selancar ombak membekas sejak dulu, namun perjalanannya tidak sebatas itu.
Setelah berhasil meraih dua gelar PhD (Doktor) dalam bidang farmasi dan biokimia klinis, Fernando sempat bekerja dalam industri tersebut. Namun, kebosanan dan perasaan galau setelah putus dari pacarnya mendorongnya untuk menjelajahi passion lain.
Perjalanan Fernando membawanya ke dunia musik, menjadi seorang DJ dan pemain drum, menjelajahi berbagai lokasi di Amerika Selatan seperti Rio de Janeiro, Sao Paolo, Ubatuba, Paraty, dan Trindade di Brazil, serta Punta Lobos di Chile.
Takdir membawanya ke Costa Rica pada tahun 2016, awalnya untuk tinggal selama tiga bulan, namun cintanya pada tempat tersebut mendorongnya untuk menjual semua kepemilikannya di Uruguay dan menetap di sana. Di tepi pantai Santa Theresa, Fernando mulai menjual krepes ala Uruguay.
Tidak terpaku di satu tempat, Fernando menjelajahi berbagai surga selancar di Costa Rica, seperti Playa Hermosa Jaco, Pavones, dan Tamarindo. Dengan bekerja hanya empat jam sehari, ia memiliki cukup waktu untuk berselancar, meresapi irama ombak yang memukau.
Namun, takdir mengambil jalan yang tak terduga ketika seorang teman mengajaknya pindah ke California, Amerika Serikat, untuk bekerja di sebuah ladang. Menghabiskan lima bulan di California dan tujuh bulan di Costa Rica, Fernando menjalani hidup dengan menyewakan kamar melalui Airbnb, berjualan makanan, bermain drum, dan menjadi DJ.
Meskipun menjadikan Costa Rica sebagai basisnya, Fernando juga menjelajahi tempat-tempat seperti Puerto Escondido di Meksiko, Bocas del Toro di Panama, dan El Tunco di El Salvador. Di Amerika Serikat, ia menjelajahi sepanjang Highway 1 dari Los Angeles hingga San Francisco, Oregon, dan New York City.
Didorong oleh hasratnya terhadap ombak, Fernando menemukan dirinya berada di Bali. Awalnya bermaksud tinggal hanya enam bulan hingga Juni 2020, takdir campur tangan dengan munculnya pandemi COVID-19. Terjebak di Indonesia, Fernando akhirnya memutuskan untuk membangun bisnisnya di Bali.
Apa yang dimulai sebagai mimpi buruk perlahan berubah menjadi kenyataan ketika ia membuka restoran “La Bamba” pada Agustus 2020 sebagai uji coba pasar. Meskipun awalnya hanya ingin menjadi tempat pizza ala Uruguay/Amerika Selatan, Fernando berkolaborasi dengan pemiliknya, Pak Made, dan koki bernama Bli Putu. Hasilnya, menu pun berkembang dari kopi dan sarapan hingga hidangan seperti bruschetta, fish n chips, burger tempe, salad, poke bowl, dan kopi.
Hingga Januari 2023, menu restoran ini terus berkembang dengan penambahan pizza untuk makan malam. Hingga November 2023, La Bamba semakin dikenal dengan menu beragam seperti quesadilla, taco, fajitas, burrito, dan berbagai macam pasta.
Buka dari jam 7.30 pagi hingga 11.30 malam, La Bamba tidak hanya terkenal dengan pizzanya tetapi juga dengan hidangan klasik seperti “La Bamba Milanesa con Pure,” yang menjadi favorit banyak pelanggan asal Amerika Selatan.
Fernando Falcon merasa sangat bersyukur dapat menjalani hidup dan berbisnis di Bali. Ia telah mewujudkan mimpinya meninggalkan kehidupan lama dan mengejar kebahagiaan dengan berselancar setiap hari. Bagi Fernando, menjadi seseorang yang bisa menikmati hidup adalah tujuan yang membuatnya merasa lengkap, meski bukan menjadi orang terkaya di dunia.
Lebih dari kesuksesan kuliner, Fernando secara aktif memberikan kontribusi pada komunitas lokal. La Bamba menjadi pusat pertemuan dan acara amal, mengumpulkan dana untuk anak-anak yang membutuhkan dan menyelenggarakan pameran seni untuk mendukung seniman lokal.
Perjalanan sukses Fernando mengajarkan kita bahwa hidup dan bisnis tidak selalu mengikuti rencana yang sudah ditentukan. Perubahan tak terduga dan tantangan dapat membawa kita ke arah yang lebih baik, membuka pintu untuk peluang baru yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Dengan tekad yang teguh dan komitmen untuk terus berkembang, Fernando Falcon adalah contoh nyata bahwa kebahagiaan tidak hanya tentang mencapai kesuksesan finansial, tetapi juga tentang mengejar passion dan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini.
Selain bisnis dan kegiatan sosialnya, Fernando juga terlibat dalam inisiatif pendidikan. Bersama dengan beberapa teman, dia mendirikan program beasiswa untuk anak-anak lokal di Bali, memberikan mereka kesempatan untuk mengakses pendidikan yang berkualitas.
Melalui kisah hidupnya yang unik dan perjalanan yang luar biasa, Fernando Falcon terus menginspirasi banyak orang untuk menjalani hidup dengan maksimal dan melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang.
Melalui La Bamba dan berbagai inisiatifnya, Fernando bukan hanya memasak hidangan lezat tetapi juga meracik resep kebahagiaan yang bisa dibagikan kepada semua orang di sekitarnya.
Recent Posts
- Tributes paid to Not Just Travel operations executive Kristina Janes
- Humanizing Hospitality: How to Keep Guests and Hotel Teams Happy
- It’s Not in the Guidebooks Immersive Holiday Giveaway
- Irjen Karyoto Lantik 11 Pejabat Utama Polda Metro Jaya
- Virtuoso® Names the Nine Must-Have Experiences that Should be on Every Luxury Traveller’s List for 2025
Recent Comments