Bulog Rejang Lebong pada tahun ini ditargetkan bisa menyerap 140 ton beras petani.
REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG — Perum Bulog Cabang Rejang Lebong yang membawahi tiga kabupaten di Provinsi Bengkulu menyatakan terhitung Januari-April 2022 sudah menyerap beras petani di wilayah itu sebanyak 147 ton.
“Hingga akhir April kemarin kita sudah menyerap 147 ton beras petani, dengan rincian sebanyak 100 ton beras untuk PSO atau program pelayanan publik dan 47 ton lainnya untuk kebutuhan komersial,” kata Kepala Cabang Perum Bulog Rejang Lebong Guslindawati saat dihubungi di Rejang Lebong, Ahad (8/5/2022).
Dia menjelaskan, beras petani yang mereka beli tersebut berasal dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebong, sedangkan untuk dari Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong belum ada mengingat harga jual di tingkat petani dalam kedua wilayah melebihi harga yang dipatok Bulog. Perum Bulog Cabang Rejang Lebong pada tahun ini ditargetkan bisa menyerap 140 ton beras petani khusus untuk kebutuhan pelayanan publik atau PSO, di mana sudah terpenuhi sebanyak 100 ton dan tinggal 40 ton lagi yang belum terserap.
Sedangkan untuk pembelian beras komersial saat ini baru terealisasi sebanyak 47 ton, dan untuk beras komersial ini pengadaannya tidak terbatas sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas serta kondisi stok di gudang bulog setempat. “Kalau capaian tahun 2021 lalu khusus pembelian untuk beras PSO dari Kabupaten Lebong sebanyak 76 ton. Sedangkan untuk beras komersial sebanyak 1.886 ton,” terangnya.
Menurut dia, pembelian beras petani itu sendiri mengacu pada Permendag No.24/2020 tentang Penetapan Harga dan Pembelian Pemerintah. Pembelian beras ini harus memenuhi kualitas
kadar air paling tinggi 14 persen dengan butir patah paling tinggi 20 persen dan kadar menir paling tinggi 2 persen serta derajat sosoh paling sedikit 95 persen.
“Untuk beras PSO ini kita beli sesuai dengan HPP Rp 8.300 per kg dan diterima di gudang Perum Bulog. Sementara itu untuk pembelian beras komersial disesuaikan dengan harga yang ada di lapangan,” kata Guslindawati.
Recent Comments