Bitcoin Sempat Anjlok, Analis Ungkap Biang Keroknya


JawaPos.com – Pada minggu ini, harga pasar kripto mengalami penurunan drastis, di mana untuk instrumen Bitcoin sendiri pada perdagangan per Kamis (12/5) kemarin sempat menyentuh angka USD 25.000. Hal ini pun membuat para investor ketar-ketir terhadap tren penurunan tersebut.

Mengenai hal itu, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa penurunan yang sangat dalam ini terjadi akibat kondisi global yang tidak menentu. Salah satunya adalah faktor adanya inflasi Amerika Serikat yang mencapai 8,3 persen pada April 2022.

“Karena adanya inflasi di amerika, itu kan (prediksi Dow Jones) 8,1 persen tetapi kenyataannya 8,3, ini mengindikasikan inflasi tinggi ada kemungkinan besar The Fed akan lebih agresif menaikkan suku bunga,” terang Ibrahim ketika dihubungi JawaPos.com, Jumat (13/5).

Hal yang membuat itu terjadi tentunya adalah konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan sanksi ekonomi dari AS, Nato dan Inggris kepada Rusia. Alhasil, inflasi pun melonjak drastis, bahkan diperkirakan akan mengalami resesi secara global.

Selain itu, penurunan ini juga dipengaruhi oleh saham-saham teknologi yang anjlok. Menurutnya ini terjadi akibat Covid-19 yang mulai terkendali secara global sehingga membuat ketergantungan pada teknologi menurun.

“Awal dari kripto turun itu di awali oleh saham teknologi, kenapa, itu karena negara di dunia ini sudah tidak lagi Covid-19. Nah teknologi itu ditinggalkan, maka terjadi terjun bebas untuk saham-saham teknologi terjun bebas. Kripto kan semua menggunakan teknologi,” imbuhnya.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »