TEMPO.CO, Jakarta – Beberapa negara mengalami krisis pangan, maka Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghimbau masyarakat agar selalu berhati-hati dalam menghadapi ancaman krisis pangan, dikatakan pada Perayaan 50 tahun HIPMI Tahun 2022, Jumat dua pekan lalu di Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Jakarta
Melansir Antaranews, Jokowi mengatakan bahwa krisis pangan akan melanda kira-kira 13 juta orang di beberapa negara. Salah satunya konon Bangladesh yang ekonominya bangkrut. Berbagai cara pun digencarkan, salah satunya memperkuat ketahanan pangan.
Di Indonesia, ketahanan pangan telah disebutkan dalam UU No 18 Tahun 2012. Isinya menjelaskan bahwa ketahanan pangan merupakan keadaan masyarakat untuk dapat terpenuhi segala kebutuhan dasar.
Ketahanan Pangan Dipengaruhi Harga Komoditas
Dalam hal ini, kata terpenuhi dapat diamati dari kecukupan jumlah atau mutunya, bergizi, merata, sampai harga yang terjangkau bagi masyarakat.
Selain itu, ketahanan pangan yang baik tidak akan bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Melansir bulog.co.id, ketahanan pangan dipengaruhi oleh barang komoditas yang berfluktuasi dan terjadi secara musiman.
Sejak awal tahun, Indonesia tengah mengalami lonjakan harga komoditas impor, bahan pangan seperti jagung, gandum, dan kedelai.
Pemerintah pernah menargetkan terjadinya swasembada padi di tahun 2016, swasembada jagung di 2017, swasembada gula konsumsi di 2019, dan 2020 swasembada kedelai. Namun terdapat beberapa kendala dalam praktiknya.
Dari sekian banyak swasembada, kedelai merupakan komoditas tersulit karena ketergantungan impor. Berbeda dengan padi yang punya harga dasar dan dijamin ditampung Bulog.
Dalam catatan Tempo pada 14 Juni 2022, Jokowi juga sempat melarang ekspor minyak goreng. Perang Ukraina dan Rusia membuat kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng. Meskipun kebijakan telah dicabut, namun harga tak kungjung normal hingga saat ini.
Oleh karena itu, Jokowi memerintahkan jajarannya agar mengurangi jumlah impor. Menurutnya kesediaan pangan akan membaik dengan adanya kemandirian masyarakat.
Misalnya, menanam berbagai jenis tanaman pangan di berbagai lahan terlantar. Hal ini menurutnya akan mengurangi dampak tekanan rantai pasokan di pasar global yang tengah mengalami krisis pangan.
FATHUR RACHMAN
Baca juga : Krisis Pangan, 3 Negara yang Paling Menderita Terkena Efek Perang Rusia Ukraina
Recent Posts
- Your Stories: Progressing from admin to making bumper wedding and cruise bookings
- Distamhut dan Satpol PP Jakarta Awasi Pemburu Koin Biar Tak Rusak Taman
- Wimberly Interiors Unveils the Alpine-Inspired Contemporary Design of Shanghai Snow World Hotel, Vignette Collection
- Q&A: Marcia Moricz, cruise manager, AmaWaterways
- The Grand National Hotel by Saint Peter, Sydney, opens Friday, 31 Jan 2025
Recent Comments