INDEF: Pertumbuhan Ekonomi RI Masuk 5 Besar Negara G20, tapi Meleset dari Target


TEMPO.CO, Jakarta -Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I sebesar 5,01 persen cukup baik, bahkan masuk lima besar negara G20. Namun angka tersebut masih lebih rendah dari target yang diproyeksikan pemerintah.

“Secara umum ini capaian cukup baik, tapi kalau kita komparasi secara global dengan memakai outlook dari IMF atau World Bank,maka 5,01 persen ini sebetulnya belum mencapai target karena di APBN targetnya adalah 5,2 persen,” kata Wakil Direktur INDEF, Eko Listiyanto dalam rilis ‘Evaluasi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2022: Jaga Momentum, Perbaiki Kualitas’ pada Rabu, 11 Mei 2022.

Ia mengatakan outlook IMF yang dirilis pada April, pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I bisa mencapai 5,4 persen dalam periode tahunan.

Menurut dia, faktor tidak optimalnya pertumbuhan ekonomi adalah macetnya belanja pemerintah. Pertumbuhan ekonomi triwulan I lebih banyak ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan laju ekspor.

“Kementerian Keuangan menyatakan pendapatan negara pada 2022 meningkat dari Rp 379 triliun menjadi Rp 500-an triliun. Tetapi sayang belanjanya ngerem. Kalau seandainya tren belanja ini mengikuti tren penerimaan, maka kemungkinan kita bisa melihat pertumbuhan ekonomi triwulan I bisa 5 persen lebih,” kata Eko.

Mengutip data Tradingeconomics.com, 10 Mei 2022, baru 11 negara yang merilis pertumbuhan ekonomi triwulan pertama. Sembilan negara lain seperti Brasil, India, Rusia, dan lainnya belum merilis laporan mereka.

Pertumbuhan Indonesia sementara berada pada posisi tertinggi keempat dengan 5,01 persen. Adapun di urutan pertama Arab Saudi 9,60 persen; Italia, 5,80 persen; Prancis, 5,30 persen;dan Regional Eropa 5,00 persen.

Namun, Eko menegaskan negara-negara maju memang tidak terkonsentrasi mengejar angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi lebih kepada bagaimana menjaga stabilitas ekonomi.

“Kita harus melihat negara maju tidak mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi, memang tinggi lebih baik, tetapi mereka lebih fokus pada stabilitas karena mereka sudah sejahtera,” ujarnya.

Baca Juga: BPS Ingatkan Potensi Lonjakan Inflasi Imbas Perang Rusia-Ukraina





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »