Alina Kabaeva, seorang mantan pesenam Rusia dirumorkan merupakan pacar Putin
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Sanksi Uni Eropa mengincar Alina Kabaeva, seorang politisi yang juga bos media dan mantan pesenam Olimpiade. Berdasarkan rumor yang berkembang, Kabaeva diduga merupakan kekasih sekaligus ibu dari beberapa anak Presiden Vladimir Putin.
Sejak gencatan senjata yang dilakukan Rusia ke Ukraina, Uni Eropa dan negara-negara Barat memberikan sejumlah sanksi ekonomi dan keuangan untuk menghukum mereka yang sangat dekat dengan Putin. Mereka termasuk di antaranya seperti para oligarki, politisi, dan pejabat lain, yang selama ini dianggap memiliki kedekatan mereka dengan Putin.
Pada April, Amerika Serikat dan Inggris memberlakukan sanksi terhadap Maria Vorontsova (36 tahun) dan Katerina Tikhonova (35 tahun). Keduanya, adalah anak-anak Putin dari mantan istrinya, Lyudmila.
Dilansir dari BBC News, berdasarkan informasi, saat ini Kabaeva sudah meninggalkan Rusia, meskipun keberadaannya sudah diketahui. Namun, ada kemungkinan perfinya Kabeva dari Rusia lantaran telah merasa sudah diincar. Bahkan, sebuah petisi online pada bulan Maret lalu juga menyerukan agar Kabeva diusir dari kediamannya di Swiss.
Sejumlah sumber telah mengonfirmasi kepada BBC bahwa Kabeva ada di daftar individu terbaru yang akan dikenai sanksi oleh Uni Eropa. Kabeva diincar karena diduga karena memiliki peran dalam menyebarkan propaganda Kremlin dan memiliki kedekatan dengan Putin.
Namun, dalam dokumen yang beredar, tidak disebutkan bahwa Kabeva merupakan kekasih Putin. Uni Eropa pun belum secara resmi menandatangani proposal tersebut.
Selama ini, Putin dikenal sangat tertutup terutama terkait kehidupan pribadinya. Namun, ia pernah secara eksplisit menyangkal hubungannya dengan Kabaeva.
Sebelumnya, pada 2008 surat Moskovsky Korrespondent memberitakan Putin berencana menceraikan istrinya Lyudmila dan menikahi Kabaeva. Namun, saat itu berita tersebut dibantah oleh keduanya dan tak lama kemudian surat kabar tersebut ditutup dan lima tahun kemudian Putin mengumumkan perceraiannya.
Kabaeva lahir pada 1983 dan mulai menggeluti senam ritmik saat berusia empat tahun. Ia diklaim merupakan pesenam terbaik di dunia.
Bahkan, Kabaeva memiliki gerakan khas dalam senam ritmik yang akhirnya disebut sesuai dengan namanya dan merupakan pesenam terkemuka Rusia yang mendominasi cabang olahraga itu. Diketahui, Rusia selalu meraih medali emas dari cabang senam perempuan selama Olimpiade 2000 hingga 2016.
Pelatih Kabaeva, Irina Viner, mengaku tak percaya dengan kehebatan Kabaeva saat bersenam bila tidak melihat dengan matanya sendiri. “Saya sempat tidak bisa mempercayai dengan mata saya sendiri ketika pertama kali melihatnya. Gadis itu memiliki kombinasi langka yang menjadi kualitas penting dalam senam ritmik yakni fleksibilitas dan kelincahan,” ujarnya.
Kabaeva melakukan debut internasionalnya pada 1996, dan secara mengejutkan jadi pemenang dalam Kejuaraan Eropa 1998. Kemudian, pada Olimpiade Sydney 2000, dia melakukan kesalahan yang tidak biasa saat bertanding dengan dengan hula hoop yang lepas dari genggamannya dan berguling di lantai , sehingga hanya mendapat medali perunggu. Namun, empat tahun kemudian, di Olimpiade Athena, dia tampil lebih baik dan memenangkan medali emas untuk Rusia.
Kabaeva pensiun setelah memenangkan 18 medali Kejuaraan Dunia dan 25 medali Eropa selain prestasinya di beberapa Olimpiade. Namun, seperti atlet Rusia lain, Kabaeva tak luput dari noda doping, sehingga harus melepaskan beberapa medalinya di sebuah kejuaraan pada 2001 setelah dinyatakan positif menggunakan zat terlarang.
Pensiun dari dunia senam, Kabaeva terjun ke dunia politik dan berhasil meraih kursi di majelis rendah parlemen Rusia selama 2007-2014 dengan Partai Rusia Bersatu yang berkuasa. Kemudian, pada 2014, ia memimpin National Media Group, yang memiliki saham utama di hampir semua media massa milik pemerintah Rusia. Media di bawah Kabaeva terus-menerus menyiarkan pesan pro-Kremlin atas perang di Ukraina.
Dengan posisi strategis yang dimiliki Kabaeva menjadikan miliader. Berdasarkan bocoran sebuah dokumen, dia berpenghasilan sekitar Rp174 miliar dalam setahun. Namun, tak diketahui sejak kapan Putin dan Kabaeva pertama kali bertemu. Berdasarkan foto pada tahun 2001, Putin pernah menganugerahi Kabaeva Bintang Persahabatan – yang termasuk penghargaan tertinggi Rusia kepada warganya.
Recent Comments