“Account” Bisnis Diretas: Mengedepankan Hubungan antar Manusia


DENPASAR, bisniswisata.co.id: “Saat ini kita harus kembali kepada hubungan antar manusia dulu untuk “kemudian”memberdayakan robot. Layanan secara konvensional itu logis, pakai mood and emotion,” tegas General Manajer Java Lotus Hotel Jember, Jeffrey Wibisono.V  menjawab bisniswisata.co.id, berkaitan dengan Kembali terulang kasus peretasan akun bisnis jasa pariwisata—fitur Google My Business — di google maps pada Minggu 11 Agustus.

Modus operandi yang digunakan peretas dengan menyelipkan nomor whatsapps, berbeda dengan kasus sebelumnya –peretas sepenuhnya menggunakan fitur pesan di WA–, strategi yang digunakan dengan komunikasi langsung.

Korban adalah mereka yang menghubungi nomer tercantum, penerima telepon berlaku seolah petugas reservasi hotel dan langsung meminta uang muka (DP). Peraturan hotel, tidak meminta DP untuk reservasi personal. Peraturan yang berlaku saat ini adalah bayar di hotel pada saat kedatangan (Check-in). Dan rekening bank perusahaan tidak menggunakan nama pribadi. Hanya PT atau legalitas perusahaan lainnya, papar Jeffrey lebih jauh.

Bagi wisatawan, pebisnis yang memerlukan jasa layanan, disarankan untuk menghubungi hotel dan bisnis lainnya. Tidak menggunakan sepenuhnya info yang tercantum di google map, hubungi langsung dari alamat dan nomer telepon yang di website. Akan lebih baik apabila menghubungi salah satu contact person yang telah dikenal di hotel dan bisnis-bisnis lainnya untuk akurasi.

Lapor Bareskrim Polri

Dikutip dari LKBN Antara Jawa Timur, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) membenarkan kejadian peretasan akun bisnis di google maps yang menimpa beberapa hotel di Indonesia pada Minggu (11/8) dan segera melaporkan hal tersebut ke Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

“Peretasan ini tidak hanya terjadi di Surabaya, beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Denpasar, Makassar itu juga terkena peretasan,” kata Ketua Harian Kordinator Wilayah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (Korwil PHRI) Surabaya, Puguh Sugeng Sutrisno, ketika dihubungi, Senin (12/8).

Sebagai tindak lanjut atas kasus tersebut, lanjutnya, Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani segera melapor ke pihak berwajib dalam hal ini ke Polri. PHRI menduga, peretasan tersebut dilakukan oleh warga lokal karena nomor WhatsApp dari beberapa hotel yang tertera di akun di google diganti dengan nomor telepon lokal.

“Kami masih belum mengecek kepastiannya, namun diduga ini dilakukan oleh orang lokal karena nomor yang diubah itu diarahkan ke nomor lokal juga, bahkan akun rekening bank juga di ganti di salah satu jaringan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara),” ujarnya.

Menurut laporan, kata Puguh, yang sudah teretas dengan mengganti nomor rekening bank hotel ke pribadi yakni di Indonesia Timur. Pihaknya berharap agar masalah tersebut tidak berlarut-larut karena dapat mengganggu bisnis dari masing-masing hotel terlebih dilakukan secara masif.

“Di Bandung kurang lebih 35 hotel, di Surabaya cukup banyak juga termasuk hotel-hotel besar, untuk jumlahnya saya segera update,” kata Puguh.

Selain itu, pihaknya juga berencana akan melaporkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Jatim sebagai penguat atas laporan yang dilakukan di pusat.

Waspada Penipuan

Peretasan juga terjadi di laman Google Maps Kantor Imigrasi, masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap penipuan dengan ditemukannya nomor kontak WhatsApp palsu yang diselipkan pada informasi alamat laman Google Maps sejumlah Kantor Imigrasi. Nomor 081230030440, nomor yang mencurigakan ini saat ditelusuri melalui aplikasi GetContact, tidak ada informasi yang valid mengenai pemilik nomor tersebut. Hal yang menguatkan dugaan adanya upaya penipuan. Fitur Google My Business, memungkinkan pengguna untuk mengedit informasi bisnis dan ditengarai disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

“Ini sudah meresahkan, kami akan surati Google untuk menghapus nomor itu dan kami juga minta operator seluler, memblokir nomor tersebut,” jelas Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi, Sandi Andaryadi.

Masyarakat diimbau untuk selalu mengakses informasi resmi mengenai layanan imigrasi melalui kanal-kanal resmi Ditjenim. Jangan mudah percaya dengan informasi yang diperoleh dari sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, terutama jika melibatkan urusan administrasi dan keuangan.

“Selalu double check, jangan mudah percaya. Hubungi kontak dan media sosial resmi baik Direktorat Jenderal maupun kantor imigrasi. Manfaatkan livechat Ditjen Imigrasi di www.imigrasi.go.id pada Senin-Jumat pukul 09.00 sampai dengan 15.00 WIB,” tegas Sandi.***

 



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »