Kepala BNPB Sampaikan Opsi Relokasi Korban Bencana di Sumatra Barat


Sebuah mobil terseret banjir lahar dingin di simpang Manunggal, Kecamatan Lima Kaum, Tanah Datar, Sumatra Barat.(ANTARA/Sigit Putra)

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyampaikan opsi relokasi rumah warga yang berada di zona berbahaya. Hal itu dia sampaikan saat berdialog dengan pengungsi korban banjir lahar dingin dan tanah longsor di Sumatra Barat, Rabu (15/5).

Suharyanto menjelaskan tim Badan Geologi, BNPB, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tengah melakukan kajian menentukan area dari daerah terdampak, berpotensi terdampak, hingga yang tergolong aman untuk ditinggali dan mana yang memang harus direlokasi.

Nantinya, imbuh Suharyanto, dalam proses relokasi, pemerintah provinsi akan menyediakan lahan sedangkan pembangunan rumahnya akan dilakukan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan BNPB.

Baca juga : Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin di Sumbar Dipertimbang untuk Direlokasi

“Apabila nanti termasuk daerah berbahaya dan ke depan ingin selamat ketika ada bencana susulan, sebaiknya bapak dan ibu pindah, lahannya akan disiapkan pemerintah, Pak Gubernur akan menyediakan lahan, rumahnya dibangun oleh BNPB dan Kementerian PUPR. Nanti yang menentukan aman dan tidaknya mereka yang ahli dari Badan Geologi dan BMKG,” terang Suharyanto, dikutip Kamis (16/5).

Ia menambahkan relokasi merupakan bagian penting dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan mendatang. Tujuannya menghindari dampak yang lebih besar apabila ada bencana susulan. Maka dari itu, ia berharap warga yang rumah mereka masuk dalam zona berbahaya agar bersedia dipindahkan.

Adapun warga yang tidak pindah dan rumahnya relatif berada di zona aman namun rusak, pemerintah akan memberikan bantuan perbaikan.

Baca juga : Polri Kerahkan Tim SSDM ke Sumbar untuk Bantu Pemulihan Korban Banjir Bandang

Bantuan perbaikan itu mulai dari Rp60 juta untuk rusak berat, Rp30 juta rusak sedang, dan Rp15 juta rusak ringan.

“Sambil menunggu rumahnya jadi, akan diberikan juga bantuan dana tunggu hunian atau dana kontrak sampai maksimal enam bulan ke depan tapi semoga sebelum enam bulan rumahnya sudah jadi,” ungkap Suharyanto.

Merespons rencana relokasi tersebut, Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah mengatakan pemerintah provinsi dan pemerintah Kabupaten Agam telah memiliki lokasi tempat relokasi tersebut apabila ada masyarakat yang ingin direlokasi dan tidak memiliki lahan yang baru.

“Kami sudah berbicara dengan Pemerintah Kabupaten Agam dan sudah menyiapkan lokasi tersebut jika memang ada masyarakat yang ingin dipindah pada intinya pemerintah akan bangunkan lagi rumah warga yang rusak,” terang Mahyeldi.

Namun demikian, Mahyeldi belum merinci di mana tepatnya lokasi rumah yang akan dibangun. Kendati demikian dia masih terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota mencari lokasi-lokasi yang aman dan jauh dari zona berbahaya berdasarkan kajian dari Badan Geologi dan BMKG. (Z-1)



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »