Jemaah Masjid di Kediri Adu Jotos Rebutan Jadi Imam Salat




Jakarta, CNN Indonesia

Sejumlah orang di Masjid Al Muttaqun, Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri, Jawa Timur, terlibat keributan hingga adu jotos karena rebutan jadi imam salat. Tiga orang luka-luka sampai harus dilarikan ke rumah sakit.

Salah seorang jemaah Masjid Al Muttaqun, Mashuri (40), mengatakan keributan itu bermula saat warga akan melaksanakan Salat Magrib berjemaah pada Rabu (13/12).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Awalnya saya sebelum salat (Maghrib) saya sudah melihat banyak orang di dalam masjid tapi bukan warga Kelurahan Manisrenggo. Waktu saya salat sunnah itu sudah ada keramaian di imaman dan pemukulan di tengah masjid,” kata Mashuri.

Lebih lanjut Mashuri kemudian berusaha melerai kericuhan tersebut. Namun ia malah menjadi korban pemukulan dari kubu jemaah lainnya hingga sempat hilang kesadaran. Ia pun melaporkan kejadian ini ke polisi.

“Saya melerai, saya bawa keluar satu orang ternyata di luar masjid, di serambi banyak teman-temannya dan saya dicekik dan saya sudah tidak sadar,” ucapnya.

Dari informasi yang dihimpun, pertikaian ini diduga karena ahli waris tanah wakaf masjid bersama kelompoknya tiba-tiba memaksakan diri untuk menjadi imam salat. Padahal, takmir dan warga telah menyusun jadwal dan menyepakati imam salat maghrib masjid itu.

Sekretaris Takmir Masjid Al Muttaqun, Saifuddin, mengatakan, keributan itu terjadi karena ada kelompok yang memaksa ingin menjadi imam di masjid tersebut.

“Kejadian kemarin bahwa yang terjadi itu sebetulnya terjadi karena ada pihak-pihak yang tidak terima untuk mengganti Imam Salat Magrib, pada awalnya seperti itu,” kata Saifuddin.

Permintaan itu pun tak diterima jemaah. Selain itu, karena masjid tersebut masih dalam sengketa antara warga dan ahli waris wakaf. Kasus itu sedang ditangani Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Kediri.

“Karena masjid ini masih dalam konflik dan itu pun dari pihak kita masih menunggu hasil keputusan dari BWI,” ucapnya.

“Kita legowo nanti siapa pun dan apapun yang diputuskan BWI itu seperti apa, kita akan menerima. Namun dari pihak sebelah itu seolah-olah justru ingin menguasai sebelum ada putusan. Makanya terjadi peristiwa seperti kemarin-kemarin yang sudah dijelaskan,” lanjutnya.

Saifuddin menyampaikan akibat kejadian itu sejumlah takmir maupun jemaah masjid sampai mengalami luka-luka. Setidaknya ada tiga orang yang harus mendapatkan perawatan.

“Sebetulnya selama ini selalu diupayakan perdamaian, akan tetapi selalu ada kebuntuan. Kenapa? Karena yang kita inginkan dari masyarakat itu ya kita sama-sama lah. Tapi kalau perdamaian itu bentuknya seolah-olah yang menguasai seluruhnya dari pihak sana, kita tidak terima,” ujar dia.

Saifuddin menyebut bahwa orang yang mewakafkan masjid itu juga lebih dari satu orang. Sementara pembangunannya dilakukan warga secara gotong-royong.

“Karena masjid ini masjidnya orang banyak. Yang wakaf juga lebih dari satu. Dan yang membangun 100 persen itu warga masyarakat,” tandasnya.

(frd/fea)

[Gambas:Video CNN]





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »