Andrea Ascorbe: Makanan Sehat dan Mimpi Jadi Konglomerat Resto Tempe di Spanyol


ULUWATU, bisniswisata.co.id: Andrea Ascorbe sedang duduk di meja dapur terbuka dikelilingi semak dan pepohonan bunga serta beragam mpon-mpon seperti hijaunya daun kunyit, pohon jeruk nipis, pohon cabe, jahe, bunga telang dan sirih.

Asyik menulis dan membuat catatan di notes kecil, wajah bangun tidur tanpa make- up dan kulit putihnya tetap membuatnya tampak cantik, segar dan tersenyum manis menyapa sambil menghentikan aktivitas menulisnya. 

Tinggal di lingkungan villa Maya Rustic di Nyang-Nyang, Uluwatu, Bali yang berdiri seperti sekumpulan rumah kampung dalam satu lingkaran, dapur terbuka berada di halaman tengah yang sekaligus jadi tempat berkumpul untuk makan pagi atau makan malam.

Rupanya Andrea sedang menulis buku resep dari perjalanan travelingnya ke berbagai negara. Seiring gaya hidup dengan makanan yang sehat, maka isi bukunya selain memberikan resep-resep yang mudah dan enak juga berisi cara pintar mengolah sayuran menjadi masakan yang lezat 

“ Buat saya sayuran dan tempe buatan Indonesia adalah masakan sehat yang super. Kalau lihat produk buah dan sayuran di pasar suka sekali karena kualitasnya bagus dan segar-segar,” katanya membuka percakapan.

Wanita berusia 33 tahun asal Spanyol Utara ini lahir dari Ibu kelahiran Kolumbia dan ayah yang berasal dari etnik Basque yang berada di timur laut Spanyol dan barat daya Perancis.

 “Ayah saya dari Basque yang berkunjung ke daerah Selatan Kolombia lalu menikah dan memboyong ibu saya ke Spanyol Utara,” kata Andrea menjelaskan asal-usulnya yang unik dimana leluhurnya sudah akrab dengan dunia Gastronomi.

Menurut dia, lidahnya sejak kecil juga sudah banyak mencicipi aneka masakan. Dia juga familiar dengan masakan-masakan keluarga besar yang tinggal di daerah pegunungan Pirenia, pegunungan di Eropa barat daya yang membentuk perbatasan alami antara Perancis dan Spanyol yang terkenal berhawa dingin.

“ Keluarga ayah punya bar dan restoran dan di seberangnya ada restoran China yang juga menjadikan saya seperti anaknya sendiri. Saat saya berusia 7 tahun, saya kerap diperkenalkan sebagai anak tertua keluarga China itu pada pengunjung restorannya,” kata Andrea yang suka minum jamu Indonesia.

Jadilah sejak kecil dia doyan makan dan lidahnya sudah tidak asing dengan masakan Eropa dan China. Lahir dan besar tanpa suka belajar memasak maka saat umur 21 tahun tibalah dia tinggalkan kampung halaman dan keluarga termasuk tetangga China di seberang jalan untuk meniti karir dan bekerja, cari uang sendiri.

 

 

Andrea Ascorbe ( kanan) 

“ Saya pergi ke Inggris, sekitar 7 jam perjalanan darat dari London dan melamar kerja di Restaurant yang akhirnya membawa saya berprofesi sebagai chef,”

Beruntung kata Andrea, 12 tahun merantau di Inggris dan negara-negara Eropa lainnya, meskipun tidak masuk akademi resmi tapi dia belajar sambil melakukan tugas sebagai chef muda        ( learning by doing) hingga ikut kursus-kursus masak dan punya sertifikat.

Saat pertama kerja di sebuah kota kecil Inggris itu, chef atau koki utamanya adalah orang Thailand sehingga jadilah dia mahir pula diajarkan masakan khas Thai. Setelah itu restaurant yang membuatnya banyak belajar dan dapat ilmu baru adalah bekerja di steak house.

Dia bekerja di restoran steak masih di Inggris, chefnya setiap minggu mengajarkan seluruh staffnya untuk mengenal semua baguan dan nama-nama dari daging sapi asal Australia, New Zealand, Amerika Serikat dan Jepang.

“ Bos dengan sabar menjelaskan karakteristik dari tiap daging sapi darimana hewan itu berasal dan makanan utamanya. Jadi kalau daging sapi AS, banyak makan jagung,” jelasnya.

Pindah ke restoran lain, sang bos yang sekaligus chef utamanya punya pengalaman 20 tahun bekerja di Bali dan memperkenalkannya dengan tempe asal Indonesia. Restoran cukup terkenal di Inggris ini memiliki resep-resep rahasia olahan tempe yang membuat bos harus mengimpor tempe beku ber box-box dari Indonesia.

“ Olahannya seperti tempe rendang-kari dan menu lainnya dijual sangat mahal dan jadi makanan sehat bagi orang-orang kaya yang menjadi langganannya,” kata Andrea 

Sepanjang karirnya 12 tahun bekerja di berbagai macam restoran di Eropa, selama 10 tahun musim dingin ( winter) dia juga menjadi koki kontrak khusus melayani keluarga-keluarga kaya Inggris yang memiliki villa-villa mewah di Pegunungan Alpen.

Selama musim dingin dia akan melayani kebutuhan makan, minum termasuk tea time dari keluarga-keluarga kaya pemilik villa minimal dengan 10 kamar. 

“Liburan keluarga itu akan dihadiri oleh anak, mantu dan cucu-cucu sehingga kita yang tinggal bersama mereka menjadi bagian dari keluarga itu dan di akhir liburan dapat bayaran tinggi,” ungkapnya.

Gaya hidup sehat

 

 

 

Keindahan sajian dari Andrea

Tren konsumsi makanan sehat mencakup peningkatan minat pada makanan bernutrisi tinggi, organik, dan lokal. Orang-orang cenderung lebih memperhatikan label nutrisi, mencari sumber protein nabati, dan mengurangi konsumsi gula tambahan. 

Makanan berbasis tanaman, superfood, dan opsi diet khusus, seperti vegan atau paleo, juga menjadi populer. Kesadaran terhadap keberlanjutan dan etika produksi makanan juga ikut memengaruhi pilihan konsumen.

Hal inilah yang mendasari Andrea untuk mempelajari cara pembuatan tempe di Indonesia dan berharap lima tahun kedepan sudah bisa memiliki restoran menu tempe di Spanyol. Saat ini, ujarnya, kesadarannya yang tinggi untuk mewujudkannya bisa menjadi kontribusi bagi masyarakat Indonesia yang dinilainya serba super dibandingkan negara-negara lain yang dikunjunginya.

“ Jadi begini ceritanya, awal mulanya persis sebelum pandemi global COVID-19 saya tinggal di Filipina satu bulan dan satu bulan kemudian berencana tinggal di Bali. Nah setelah di Bali pandemi ini menyebabkan kami tidak bisa kembali ke Spanyol sehingga 2 tahun tinggal di Bali.

Pandemi mereda dan turis bisa berangsur pulang dari Bali Andrea harus ke Jakarta untuk mengurus dokumen paspor dll di Kedubes Spanyol di ibukota. Saat menunggu paspor jadi itulah dia mencari tahu dimana tempat pembuatan tempe.

“ Saya akhirnya mengisi waktu 2 minggu dengan belajar membuat tempe masih di pinggiran Jakarta. Belajar dan tinggal bersama satu keluarga yang benar-benar mau super berbagi dalam hal tempe. Itu sebabnya saya bilang orang Indonesia senang berbagi,” ungkap Andrea.

Sampai sekarang setelah balik ke negaranya dan kembali di penghujung Tahun 2023 untuk berlibur bersama pasangannya, Alex, Andrea masih akan mewujudkan mimpinya untuk melestarikan tempe di Eropa dengan buka restoran spesial Tempe.

“ Ssst…bos saya dulu yang pernah di Bali punya resep-resep tempe burger yang diajarkan pada saya, belum lagi menu-menu lainnya. Kalau di Indonesia tidak banyak rendang tempe, saya mau jualan di sana ,” ujarnya tergelak. 

Tidak tanggung-tanggung dia juga mau buka laboratorium, pabrik dan menciptakan menu tempe sebanyak mungkin. Okelah Andrea semoga tercapai cita-citamu dan jangan lupa kalau sudah kaya raya dari tempe ya kita sama-sama berlomba berbuat kebaikan untuk masyarakat Indonesia tambah sehat . Aamiin

 



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »