BPS Catat Ekspor Batu Bara Anjlok hingga 48,91 Persen, Bagaimana dengan Minyak Kelapa Sawit?


TEMPO.CO, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kinerja ekspor komoditas unggulan pada periode Agustus 2023. Berdasarkan catatan BPS, ekspor komoditas batu bara mengalami penurunan secara bulanan maupun tahunan. Sementara ekspor minyak kelapa sawit serta besi dan baja meningkat secara bulanan, namun menurun dibandingkan tahun lalu. 

“Ekspor batu bara mengalami penurunan baik secara bulanan dan tahunan. Memang lebih didorong oleh penurunan harga yang berpengaruh terhadap nilai ekspornya,” ujar Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers secara virtual pada Jumat, 15 September 2023. 

Nilai ekspor batu bara pada Agustus 2023 sebesar US$ 2,25 miliar. Angka ini mengalami penurunan sebesar 11,83 persen secara bulanan. Namun angka tersebut tidak sedalam penurunan nilai ekspor secara tahunan, yaitu 48,91. Pada Agustus 2022, nilai ekspor batu bara mencapai US$ 4,41 miliar.

Volume ekspornya pun turun sebesar 8,24 persem secara bulanan. Adapun negara tujuan ekspor komoditas batu bara adalah India, Jepang, Cina, Filipina, Taiwan, dan Malaysia. 

Sementara itu, nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia pada Agustus 2023 naik 5,32 persen dibandingkan Juli 2023. Tercatat nilai ekspor minyak sawit pada Agustus 2023 sebesar US$ 2,4 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan Juli 2023, yaitu US 2,28 miliar. 

Iklan

Namun, ekspor nilai ekspor minyak sawit Indonesia menurun cukup dalam dibandingkan periode Agustus 2022 sebesar 35,23 persen. Tercatat pada Agustus 2022, ekspor minyak sawit mencapai US$ 3,71 miliar. 

Kondisi yang sama terjadi pada ekspor besi dan baja. Pada Agustus 2023, nilai ekspor besi dan baja Indonesia meningkat secara bulanan sebesar 1,27 persen. Nilai ekspor besi dan baja pada Agustus 2023 sebesar 2,24 persen, sedangkan pada Juli 2023 sebesar 2,21 persen. 

Namun, ekspor besi dan baja Indonesia pada Agustus 2023 menurun dibandingkan Agustus tahun lalu. Tercatat, nilai ekspor pada Agustus 2022 mencapai US$ 2,26 miliar. 

Pilihan Editor: Ekonom Sebut Konflik Rempang Beri Citra Buruk Indonesia di Mata Investor





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »