Fimosis pada Penis Bayi, Apa Penyebabnya?



Ilustrasi fimosis pada bayi laki-laki. Foto: Shutter Stock
Penis yang merupakan alat kelamin pada bayi laki-laki perlu rutin dibersihkan sejak baru lahir. Ini penting untuk mencegah risiko infeksi, karena area vital biasanya yang sangat lembab.

Namun ada satu masalah kesehatan yang sering dialami bayi laki-laki pada penisnya, yaitu fimosis. Kondisi ini terjadi saat ujung kulup penis bayi tertutup atau rapat, sehingga tidak dapat dibuka dan dibersihkan dengan baik.

Lantas, apa sih penyebab fimosis pada bayi laki-laki?

Penyebab Fimosis pada Bayi Laki-laki

Penyebab fimosis pada penis bayi. Foto: Shutter Stock

Moms, fimosis sebenarnya cukup umum terjadi pada bayi laki-laki yang baru lahir. Kondisi ini disebabkan oleh area kulup penis bayi yang lebih ketat dari seharusnya sehingga tidak bisa ditarik ke arah pangkal, seperti dikutip dari laman Stanford Children’s Health.

Fimosis biasanya tidak perlu mendapatkan perawatan khusus, sebab, kulup bisa merenggang seiring bertambahnya usia bayi. Pada beberapa anak, fimosis bisa dialami hingga usia balita bahkan remaja. Oleh karenanya, ibu dan ayah tidak perlu langsung khawatir saat menemukan tanda-tanda fimosis pada si kecil.

Ujung penis tidak bisa ditarik ke arah pangkal saat dibersihkan.

Kadang menetes, memancar ke arah yang tidak terduga, atau membuat bayi mengejan saat buang air kecil.

Jika sudah sampai infeksi, bayi bisa sampai menangis dan tampak tidak nyaman saat buang air kecil.

Ya Moms, pada beberapa kasus fimosis memang perlu mendapatkan perawatan medis, terutama jika timbul gejala lain seperti, kemerahan, nyeri, bengkak pada penis, hingga kesulitan berkemih.

Dokter bahkan bisa menyarankan orang tua untuk segera menyunat si kecil jika fimosisnya parah. Ini dilakukan untuk mencegah risiko infeksi balanitis, infeksi saluran kemih, dan masalah kelamin lainnya di masa depan.

Risiko Infeksi Balanitis pada Bayi dengan Fimosis

Infeksi balanitis pada penis bayi. Foto: Thinkstock

Balanitis adalah kondisi peradangan pada kepala atau kelenjar penis yang bisa terjadi pada anak laki-laki. Dalam kebanyakan kasus, sebenarnya balanitis bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-3 hari. Hal ini dijelaskan oleh Dokter Spesialis Anak, dr. Bisny T. Joseph, MD, seperti dikutip dari Mom Junction.

“Kondisi ini dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi sering terlihat pada anak laki-laki di bawah usia lima tahun karena mereka mungkin tidak mengetahui jika harus menarik atau membersihkan area di bawah kulup penis saat mencucinya,” jelas dr. Bisny.

Balanitis juga bisa berkembang akibat fimosis, sebab, selain karena anak tidak tahu harus membersihkan area kulup, tetapi area tersebut mungkin belum bisa ditarik hingga usia anak sudah besar.

Balanitis dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada penis seperti gatal-gatal yang memungkinan anak untuk terus menggaruknya. Anda mungkin juga akan melihat kemerahan dan pembengkakan kelenjar yang menyebabkan rasa sakit pada penis si kecil, Moms.

Balanitis bersifat menular dan tidak menular. Kebanyakan anak mengembangkan balanitis tidak menular karena fimosis. Sementara, 5 persen anak laki-laki lainnya mengalami balanitis menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »