Malaysia-Indonesia Kirim Misi Sawit Bersama ke Uni Eropa Akhir Mei Ini, Akan Bahas Apa Saja?


TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Malaysia dan Indonesia, motor Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC) akan mengirim misi bersama ke Brussels pada 30-31 Mei 2023 medatang untuk membahas berbagai masalah terkait minyak sawit.

“Misi ini untuk engagement dengan Uni Eropa,” kata Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Fadillah Yusof dalam konferensi pers, seusai pertemuan tingkat menteri Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC) ke-11 di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu petang, 17 Mei 2023.

Misi bersama ini dilakukan sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi negara-negara produsen minyak sawit akibat kebijakan negara-negara importir dari Uni Eropa.

Pada akhir tahun lalu, blok negara-negara Eropa ini mengeluarkan Peraturan Bebas-Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang dinilai oleh negara-negara produsen minyak sawit akan merugikan industri minyak sawit dan menyingkirkan small holders atau pengusaha atau petani sawit kecil dari rantai suplai.

Industri minyak sawit Indonesia dan Malaysia juga dituding telah menyebabkan deforestasi. Selain itu, industri minyak sawit juga dinilai tidak memberikan banyak manfaat ke para pengusaha atau petani kecil.

Menurut Fadillah Yusof, di Brussels nanti, misi bersama tersebut akan menjelaskan inisiatif apa saja yang telah dilakukan oleh Indonesia dan Malaysia, terutama yang terkait dengan isu lingkungan, juga membahas aktivitas yang berkelanjutan yang bisa dilakukan bersama.

Malaysia dan Indonesia, kata Fadillah, butuh kejelasan, tak hanya soal aturan, tapi juga pedoman praktis. “Mereka (Uni Eropa) bilang small holders tidak merasakan hasilnya, jadi kami perlu pedoman jelas. Juga ada isu traceability (ketertelusuran akan sumbernya), kami butuh pedoman jelas. Bagaimana kami mengaudit, formula yang mereka lakukan.” 

Menteri Koordinator bidang Ekonomi Indonesia, Airlangga Hartarto, yang juga ada dalam konferensi pers menambahkan, perlu kerja bersama untuk pengaturan pengakuan bersama soal standard dalam masalah minyak sawit ini. Menurut Airlangga, Indonesia tengah mengupayakan adanya pengaturan saling mengakui standard yang ada.

Selanjutnya: “Itu isu yang mesti kita pecahkan…”





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »