Wall Street Menguat di Tengah Negosiasi Plafon Utang AS yang Mendesak


Presiden AS Joe Biden berbicara pada konferensi pers dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Taman Mawar Gedung Putih di Washington DC, AS, Rabu (26/4/2023). Foto: Jim Watson/AFP
Presiden AS Joe Biden berbicara pada konferensi pers dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Taman Mawar Gedung Putih di Washington DC, AS, Rabu (26/4/2023). Foto: Jim Watson/AFP

Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Senin (15/5) waktu setempat. Tiga indeks utama kompak menghijau karena imbal hasil Treasury naik di tengah negosiasi kenaikan plafon utang Amerika Serikat.

Mengutip Reuters, Selasa (16/5), Dow Jones Industrial Average naik 47,98 poin atau 0,14 persen menjadi 33.348,6. S&P 500 naik 12,2 poin atau 0,3 persen menjadi 4.136,28 dan Nasdaq Composite bertambah 80,47 poin atau 0,66 persen menjadi 12.365,21.

Negosiasi untuk menaikkan batas utang AS tengah jadi sorotan karena pemerintahan Joe Biden terancam gagal bayar utang per 1 Juni 2023. Kas negara bokek seperti yang diungkap Menteri Keuangan AS Janet Yellen awal bulan ini.

Pada Februari 2023, nilai utang pemerintah AS menyentuh USD 31,45 triliun. Nilai utang ini setara Rp 462.000 triliun.

Investor mempunyai sedikit fokus, selain dari negosiasi Biden dan House Republic hanya beberapa minggu sebelum pemerintah AS gagal membayar utang.

New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS
New York Stock Exchange (NYSE) di Wall Street, New York City. Foto: Brendan McDermid/REUTERS

“Rasanya ada optimisme terkait pembicaraan tentang plafon utang. Sebagian dari itu mungkin permainan politik, namun sedikit membantu pasar hari ini," kata Kepala Investasi Joseph Sroka.

Di sisi lain, investor juga khawatir inflasi AS masih akan tinggi mengingat Bank Sentral AS, Federal Reserve, kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan hari ini.

Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa dia tidak mengharapkan penurunan suku bunga tahun ini karena dia tidak melihat inflasi turun secepat yang diyakini para pelaku pasar.

Sementara ketiga indeks saham utama AS berakhir hijau, pelaku pasar menunjukkan sedikit keyakinan karena pendapatan kuartal pertama turun, dengan melepas katalis penggerak pasar selain laporan manufaktur Empire State yang mengecewakan dari Federal Reserve New York.

Indeks "Empire State" Federal Reserve New York pada kondisi bisnis saat ini turun menjadi 31,8 pada bulan Mei, berlawanan dengan ekspektasi penurunan 3,75.



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »