Jakarta, CNN Indonesia —
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta menjaring lebih dari seribu Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) termasuk gelandangan sejak awal Februari 2023.
Kasatpol PP DKI Jakarta mengatakan penindakan dilakukan sejak sebelum Ramadan untuk memberi efek jera atau shock teraphy bagi warga pendatang yang sengaja datang ke Jakarta untuk mengemis.
“Sudah diantisipasi jangan sampai kemudian saat di Bulan Ramadan sudah penuh. Kami ingin memunculkan shock therapy kepada semua pihak yang mungkin memanfaatkan bulan Ramadan datang ke Jakarta untuk jadi pengemis dan sebagainya,” kata Arifin di Balai Kota Jakarta, Senin (27/3).
PPKS–istilah baru untuk penyebutan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) sejak 2019 silam–jenis-jenisnya antara lain gelandangan, pengemis, hingga lansia terlantar yang membutuhkan pelayanan kesejahteraan sosial.
Arifin mengatakan pada Februari, ada 1.248 PPKS yang dijaring Satpol PP dari sejumlah tempat. Jumlah PPKS yang dijaring menurun pada periode 1-25 Maret.
“Artinya awalnya 1.248 sekarang sudah terjangkau 383, mudah-mudahan ini menunjukkan tren yang positif jumlah PPKS semakin berkurang,” kata dia.
[Gambas:Video CNN]
Arifin mengatakan dengan intensifnya penjangkauan saat ini, jumlah PPKS diharapkan semakin berkurang pascalebaran nanti.
“Dengan ditekannya penjangkauan yang masif di berbagai tempat ternyata di bulan Maret kita lakukan penjangkauan lagi jauh lebih berkurang, kita harap tentu terus kondusif pasca-Idul Fitri,” katanya.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan selama Ramadan ini, pihaknya telah menyita 1.627 botol minuman keras.
Ia menjelaskan penindakan dilakukan di 40 lokasi yang tersebar di 15 lokasi Jakarta Barat, satu lokasi Jakarta Pusat, 11 lokasi Jakarta Utara, enam lokasi di Jakarta Selatan, dan tujuh lokasi di Jakarta Timur.
“Sehingga tempat yang dirazia khusus miras ada di 40 lokasi. Terbesar memang ada di wilayah Tambora, jumlahnya sebanyak 561 botol,” katanya.
(yoa/kid)
[Gambas:Video CNN]
Recent Comments