Setiap Rabu Siswi SMP di Ciamis Minum Obat Tambah Darah di Sekolah untuk Cegah Stunting


TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Angka stunting di Ciamis selama lima tahun terakhir menurun. Terlebih pada 3 tahun ini menurun drastis.

Data yang diperoleh dari Dinkes Ciamis, pada tahun 2018 angka stunting di Kabupaten Ciamis sebanyak 4.802 kasus (6,2 persen), kemudian tahun 2019 sempat naik jadi 4.814 orang (6,3 persen), lantas tahun 2020 turun kembali jadi 4.773 kasus (6,4 persen).

Dari 4.773 kasus pada tahun 2020 tersebut kemudian turun drastis jadi 3.312 kasus tahun 2021 (4,9 % ) dan turun anjlok lagi tahun 2022 lalu dengan total kasus stunting sebanyak 2.334 kasus (3,4 % ).

Dengan 2.334 kasus stunting pada tahun 2022 tersebut menempatkan Kabupaten Ciamis dengan jumlah kasus stunting ke-4 terendah di Jawa Barat.

Ilustrasi stunting pada anak atau balita. (Tribun Lampung.)

“Kabupaten Ciamis angka stuntingnya terendah keempat dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat,” ujar Kabid Promkes Dinkes Ciamis, dr Hj Eni Rohaeni kepada Tribun Jumat (6/1).

Prevalensi angka stunting di Ciamis tersebut terjaring dari kegiatan timbang bayi dan balita rutin tiap bulan di 1.611 posyandu yang tersebar di setiap RW/Dusun/lingkungan di 258 desa dan 7 kelurahan di 27 kecamatan di Ciamis.

Bagi orang tua/ibu yang punya kesadaran hadir rutin tiap bulan ke posyandu akan cepat terlacak ada tidaknya kasu s stunting. Namun bagi itu yang enggan atau gengsi datang ke posyandu agak sulit mendeteksi keberadaan bayi atau balita stunting. Kadang kasus stunting karena tidak terlacak lewat Posyandu tersebut bisa tiba-tiba menjadi kabar yang menghebohkan.

Baca juga: Jokowi Minta Daerah Lain Tiru Cara Sumedang dalam Turunkan Angka Stunting

“Dari kalangan tertentu memang ada ibu atau orangtua yang enggan datang ke posyandu. Karena gengsi misalnya. Makanya ke depan layanan posyandu harus dibikiin semenarik mungkin,” katanya.

Bila gejala stunting diketahui sebelum anak bayi berusia 2 tahun menurut dr Eni, bisa dilakukan upaya intervensi untuk penyelamatan. Tapi tidak bagi anak yang sudah berusia di atas 2 tahun.

“Bagi anak balita di atas 2 tahun cukup sulit penanganannya. Intervensi, tidak menjamin. Hampir dipastikan stunting (gizi buruk) bagi anak 2 tahun ke atas akan tumbung menjadi anak cebol sampai dewasa dengan segala keterbatasannya,” jelas dr Eni.

Baca juga: Kasus Stunting di Majalengka Tahun 2022 Menurun, Ini Daerah dengan Kasus Stunting Terbanyak

Kasus-kasus stunting di Ciamis yang ditemukan tiap tahun sudah menjadi tugas Dinkes Ciamis yang menanganinya.

Namun untuk menekan angka kasus stunting untuk jangka panjang menurut dr Eni yang paling utama adalah upaya pencegahannya yang melibatkan banyak pihak dan sektor.

Di sela-sela kegiatan Jabar Stunting Summit 2022 di Gedung Sate, Selasa (13/12/2022), Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan pihaknya terus melakukan ikhtiar semaksimal mungkin agar Jawa Barat bisa mencapai zero stunting.
Di sela-sela kegiatan Jabar Stunting Summit 2022 di Gedung Sate, Selasa (13/12/2022), Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan pihaknya terus melakukan ikhtiar semaksimal mungkin agar Jawa Barat bisa mencapai zero stunting. (TRIBUNJABAR.ID/MUHAMAD SYARIF ABDUSSALAM)

Di Ciamis katanya langkah pencegahan stunting salah satunya lewat program “Si Ratu Manis” (Setiap Rabu Bantu Cegah Anemia Remaja Putri di Ciamis).

Dinkes bekerja sama Disdik Ciamis mengadakan kegiatan “ Si Ratu Manis” setiap hari Rabu (jam pelajaran), semua pelajar putri (siswi) seluruh SMP yang ada di Ciamis serentak minum tablet tambah darah (TTD).





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »