TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Menteri Pertanian atau Mentan Syahrul Yasin Limpo untuk mengecek stok beras nasional yang ada saat ini. Perintah Jokowi disampaikan dalam rapat ketersediaan stok beras di Istana Merdeka, Jakarta pada Senin, 30 Oktober 2022.
“Saya diberi waktu oleh Bapak Presiden satu minggu ini untuk mengecek kembali faktualisasi data yang ada bersama seluruh jajaran, bersama para gubernur, para bupati,” kata Syahrul dalam keterangan tertulis pada Senin, 30 Oktober 2022.
Sementara itu, Syahrul mengklaim berdasarkan data dan neraca yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian, ketersediaan beras nasional saat ini masih cukup. Bahkan dari prognosis yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kata dia, produksi beras pada 2022 adalah yang tertinggi.
Ia menyebutkan panen tertinggi terjadi pada Maret hingga April, yakni di atas 18,3 juta ton. Kemudian saat panen kedua pada Agustus hingga Oktober, menurut dia, hasil produksi petani mencapai lebih dari 13,0 juta ton. “Oleh karena itu, data BPS juga menunjukkan bahwa sekarang stok-stok itu ada 60 persen di tangan rakyat sendiri,” ucapnya.
Meski sudah menyatakan stok beras aman, Syahrul mengatakan Jokowi tetap memerintahkan jajarannya untuk menambah pasokan melalui beras cadangan yang ada di Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Ia akan memastikan pihaknya segera melakukan perintah Jokowi.
“Akan saya kejar dalam waktu yang sangat singkat ini,” tutur Syahrul.
Dengan ketersediaan stok beras yang mencukupi, kata dia, fluktuasi harga beras pun diharapkan dapat ditangani. Ia mengaku telah berkomitmen bersama Menteri Perdagangan, Bulog, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk bekerja sama mengecek ketersediaan stok beras di lapangan.
“Ya saya sangat yakin ketersediaan cukup, bahkan data yang ada saat 2022 ini produktivitas lahan yang kita tanami sangat besar. Boleh tanya semuanya kita tidak pernah dengar ada lahan yang puso kan? Tidak pernah ada lahan yang (terdampak) bencana maksimal kan?” kata dia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun optimistis cadangan beras pemerintah (CBP) dapat mencapai 1 juta ton pada akhir 2022. Terlebih setelah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah diterbitkan oleh Jokowi.
Menurut Airlangga, aturan tersebut memberikan Bulog keleluasaan dan fleksibilitas dalam menyerap beras rakyat. “Dengan perpres itu, harusnya Bulog bisa menyerap lebih besar (untuk CBP). Kita lihat saja kapan realisasinya,” ujar Airlangga.
Sebelumnya, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rachmi Widiriani mengatakan stok CBP di Bulog pada Oktober 2022 hanya sebesar 673.613 ton.
“Kalau dibandingkan bulan Oktober tahun lalu, maka stok in hand di 2022 ini paling kecil,” ucapnya dalam diskusi yang diselenggarakan Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi secara daring, Selasa, 25 Oktober 2022.
Pasokan CBP pada Oktober 2022, tuturnya, jauh lebih rendah dibandingkan dengan stok pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Pada Oktober 2021, stok CBP Bulog mencapai 1,25 juta ton.
Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia Muhammad Nuruddin pun memperingatkan bahwa saat ini stok beras domestik sangat tidak aman. Ia menyebutkan CBP kian tipis, sementara faktor cuaca lima bulan ke depan akan terus menggerus hasil panen petani. Nuruddin bahkan memperkirakan penurunan hasil panen petani bisa mencapai 30 persen.
Karena itu, ia berharap pemerintah segera memutuskan apakah akan mengimpor beras sebagai solusi. Jika tidak, ia memprediksi akan semakin banyak kasus penyelundupan impor pada tahun depan.
“Mending diformulasi supaya enggak ada impor selundupan. Jujur saja bahwa ada faktor iklim menurunkan produktivitas padi secara nasional,” tuturnya.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Recent Comments