TEMPO.CO, Jakarta –Pertamina pernah merilis beberapa puluh tahun lalu bensin atau bahan bakar minyak dengan merek Super tahun 1980-an karena kebutuhan yang tinggi. Namun kandungan oktan bensin tersebut naik jadi 98 menjelang tahun 1990-an.
Dilansir dari laman pertamina.com pelayan kebutuhan energi dalam negeri, PT. Pertamina setidaknya pernah memproduksi 11 jenis BBM untuk mesin bensin.
Ada yang Masih, Ada yang Distop
Sebagian kini masih tetap dipasarkan dan sebagian lagi terpaksa dihapus akibat dianggap menimbulkan polusi yang membahaykan kesehatan. Namun ada juga yang dihapus akibat kesulitan memperoleh bahan baku.
Ihwal rencana kenaikan harga BBM dalam waktu dekat. Berikut jenis-jenis bensin dari dulu hingga sekarang, baik yang disubsidi maupum tidak.
1. Super dan Super TT
Pada 1980-an, Pertamina pernah merilis bensin dengan nama Super. Super hadir dengan nilai oktan 95, bisa dibilang setara dengan Pertamax Plus. Lalu pada 1990-an berubah menjadi Super TT (Tanpa Timbal) dengan kandungan oktan meningkat menjadi 98. Lahirnya Super TT mengikuti perjanjian internasional yang mewajibkan bensin tanpa timbal, sesuai dengan namanya.
2. Premix
Pertamina pernah menghadirkan produk
dengan nama Premix yang mana singkatan dari Premium Mixture pada awal 1990-an. Premix hadir dengan tambahan zat Methyl Tertier Buthyl Ether (MTBE). Awalnya Premix memiliki angka oktan minimal 92 layaknya Pertamax. Lalu pada 1994, nilai oktannya naik menjadi 94 setelah disahkan oleh Dirjen Migas.
3. BB2L
Mungkin tak banyak yang tahu Pertamina pernah menawarkan bensin dengan nama BB2L dengan nilai oktan 80-85. BB2L sendiri merupakan singkatan dari Bensin Biru 2 Langkah. Sesuai dengan namanya, bensin ini diperuntukkan kendaraan 2-tak. Bensin jenis ini mengandung timbal 0,013 gram/liter. Para aktivis lingkungan sangat menentang BBM yang mengandung timbal karena sangat membahaykan kesehatan. Karena itu, BBM ini akhirnya dihapus.
4. BioPremium
Pertamina juga pernah menjual produk yang diberi nama BioPremium dan diluncurkan pada 2006. Pada dasarnya sih sama saja dengan Premium, namun ditambah dengan bio ethanol dengan perbandingan 98:2. BioPremium dibuat berdasarkan standar yang dicantumkan dalam Dirjen Migas No. 3674 K/24/DJM/2006. Namun sayang, BioPremium dihapus pada 2010 karena kesulitan suplai Ethanol Unhydrous sebagai campuran.
5. BioPertamax
Lalu Pertamina juga pernah menjual bensin bernama BioPertamax. Mirip dengan BioPremium, bensin yang satu ini campuran dari Pertamax dengan ethanol sebanyak 5 persen. BioPertamax ini muncul pada Desember 2006 setelah peluncuran BioPremium dan BioDiesel. Nasibnya pun sama dengan BioPremium, harus dihilangkan karena kesulitan mendapat suplai bahan campuran.
6. Premium
Premium terbilang BBM yang sering menimbulkan pro-kontra. Sebab, saat ini menjadi produk bensin dengan angka oktan paling rendah, yakni RON88. Di kalangan pecinta lingkungan dianggap BBM busuk karena kotor dan sangat mencemari lingkungan dan membahaykan kesehata. BBM ini sering diudulkan dihapus tapi selalu gagal dihapus akibat kuatnya pro-kontra. Bensin ini diproduksi sesuai dengan Keputusan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Np.3674/K24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006 tentang Spesifikasi Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88. Punya angka oktan rendah, Premium dapat digunakan pada kendaraan dengan kompresi rendah kisaran 9,1.
7. Pertalite
Pertalite merupakan bensin dengan oktan 90, di atas Premium. Jenis bahan bakar ini lebih baik digunakan untuk kendaraan dengan kompresi 9:1 hingga 10:1. Bisa dibilang lebih cocok untuk mayoritas kendaraan bermotor di Tanah Air dibanding Premium. Dengan tambahan zat aditif untuk mencegah korosi, Pertalite mampu menempuh jarak yang lebih jauh dengan tetap memastikan kualitas.
8. Pertamax
Kemudian ada Pertamax merupakan bensin dengan angka oktan minimal 92 berstandar internasional. Pertamax sangat direkomendasikan untuk digunakan pada kendaraan yang memiliki kompresi rasio 10:1 hingga 11:1 atau kendaraan berbahan bakar bensin yang menggunakan teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI).
Dengan ecosave technology, Pertamax mampu membersihkan bagian dalam mesin (detergency). Bensin jenis ini juga dilengkapi dengan pelindung anti karat pada dinding tangki kendaraan, saluran bahan bakar dan ruang bakar mesin (corrotion inhibitor), serta mampu menjaga kemurnian bahan bakar dari campuran air sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna (demulsifier).
9. Pertamax Turbo
Bensin yang satu ini hasil kerjasama Pertamina dengan Lamborghini untuk memenuhi persyaratan mesin berteknologi tinggi. Kelasnya berada di atas Pertamax dengan tingkat oktan 98 dan dikembangkan dengan formula yang disebut Ignition Boost Formula (IBF). Sebagai bensin kelas atas, Pertamax Turbo memiliki beberapa kelebihan. Sebut saja meningkatkan akselerasi, kecepatan maksimal, hingga tenaga karena hasil pemakaran yang lebih sempurna.
10 . Pertamax Racing
Para konsumen mungkin agak asing dengan BBM jenis Pertamax Racing karena tidak dijual secara umum. Bensin yang satu ini bukan untuk kendaraan yang melaju di jalan raya karena khusus untuk kendaraan balap atau mesin dengan kompresi lebih tinggi dari 13:1. Kadar oktan yang sudah diakui federasi balap internasional ini diklaim lebih dari 100. Hal tersebut menjadikan mesin lebih responsive, lebih stabil, dan memiliki daya tahan yang tinggi.
11. Pertamax Plus
Pertamax Plus hadir sebagai bahan bakar non-subsisi dengan angka oktan 95. Kelasnya berada di atas Pertamax dan dibuat sesuai standar International Worldwide Fuel Charter (IWWFC) dan emisi Euro II. BBM ini cocok untuk kendaraan dengan mesin injeksi hingga yang sudah menggunakan turbocharger dan yang memiliki rasio kompresi sekitar 10:1 hingga 11:1. Namun pada 2016, Pertamax Plus distop Pertamina dan digantikan Pertamax Turbo.
IDRIS BOUFAKAR
Baca juga: Terpopuler Bisnis: Harga BBM Belum Naik, Jokowi ke Tambang Grasberg Freeport
Recent Comments