Juru taktik asal Lithuania itu bahkan mengaku bangga karena Bahrain relatif bisa mampu mengimbangi China dalam departemen rebound.
“Saya sangat bangga dengan penampilan tim, terutama karena bisa mengamankan jumlah rebound yang nyaris sama. Pertahanan kami di paruh kedua juga luar biasa,” kata Lukosius dalam keterangan pers selepas pertandingan.
“Kekalahan ini rasanya hanya terjadi karena perbedaan pengalaman antara kedua tim,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Ringkasan Piala FIBA Asia: Australia dan Korsel rebut puncak klasemen
Bahrain memang baru kembali tampil lagi di putaran final Piala FIBA Asia setelah absen di dua edisi sebelumnya.
Praktis tak satu pun pemain di dalam roster Bahrain punya pengalaman tampil di Piala FIBA Asia.
Meski Lukosius menyebut lawannya lebih berpengalaman, tercatat hanya Gu Quan saja satu-satunya pemain yang bertahan di roster China untuk dua edisi Piala FIBA Asia beruntun.
Di sisi lain, Bahrain juga melewatkan cuma-cuma keuntungan diusirnya dua pemain China, Zhao Rui dan Sun Minghui, di paruh akhir kuarter kedua.
Situasi itu memaksa China hanya melakukan rotasi dengan sembilan pemain, karena Zhou Qi sama sekali tak mengikuti sesi pemanasan dan hanya menghangatkan bangku cadangan.
Baca juga: Bakal bertemu Indonesia, pelatih Australia waspadai Bolden
Ketimpangan itu sebetulnya sedikit bisa dimanfaatkan Bahrain untuk membalikkan ketertinggalan dua marjin jadi keunggulan dalam dua kesempatan.
Namun, Bahrain gagal menjaganya bahkan membuang cuma-cuma penguasaan bola dalam 5,4 detik terakhir yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mencari lemparan gratis demi membalikkan ketertinggalan 79-80 yang belakangan jadi skor akhir pertandingan.
Pebasket naturalisasi Bahrain Wayne Chism mengaku tetap bangga atas perjuangan yang ia dan rekan-rekannya perlihatkan di atas lapangan.
Menurut pemain kelahiran Amerika Serikat itu, Bahrain telah memaksa China bekerja keras untuk kemenangan yang mereka raih.
“Ya, kami melewatkan peluang tembakan, juga ada banyak turnover, tapi kami tidak membiarkan lawan merusak strategi kami. Kami bisa memaksa China bekerja keras untuk kemenangan yang mereka raih. Dan ini penampilan yang jauh lebih baik ketimbang gim pertama,” katanya.
Baca juga: Taiwan kalah akurasi tembakan dan determinasi lawan Korsel
Bahrain memang kalah dengan skor lebih telak pada gim pertama, ketika mereka menyerah 84-102 melawan Taiwan pada Selasa (12/7).
Kekalahan kontra China itu sekaligus memastikan Bahrain menjadi tim pertama yang dipastikan terhenti di fase penyisihan grup Piala FIBA Asia 2022.
Bahrain terpatri di dasar klasemen Grup B dengan raihan dua poin dan kalah head-to-head melawan Taiwan serta China, yang poinnya bisa mereka samai, bila mampu mengalahkan Korea Selatan pada laga pemungkas, Sabtu (16/7).
Baca juga: Lebanon enggan dilamun euforia kemenangan atas Filipina
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Recent Posts
- Manchester airport sees record 2.2m passengers in December
- Mugaba Banuraja, Usaha Pariwisata yang Butuh Kepedulian Berbagai Pihak
- Is 2025 the year of Innovation?
- Your Stories: Progressing from admin to making bumper wedding and cruise bookings
- Distamhut dan Satpol PP Jakarta Awasi Pemburu Koin Biar Tak Rusak Taman
Recent Comments