Sapta Nirwanda: Jaga Kebangkitan Pariwisata  dengan Tetap Jaga Prokes


JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Tourism Forum meminta masyarakat tetap menjunjung tinggi protokol kesehatan saat berwisata karena kasus COVID-19 tetap ada dan meningkat saat liburan.

” Saya harap masyarakat Indonesia yang berwisata di dalam dan luar negri bahkan jumlahnya sudah mencapai 1,1 juta orang yang le luar negri termasuk ke Singapura tetap mengutamakan penggunaan masker di dalam dan di luar ruangan seperti anjuran Presiden Jokowi,” ujarnya.

Berbicara pada Lunch Talk di studio Berita Satu TV, hari ini, bersama Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf  Nia Niscaya ( online), Sapta Nirwandar mengatakan masker merupakan tindakan preventif yang mudah dan murah namun kelemahannya justru banyak yang lalai melakukannya.

” Saya baru pulang dari Singapura, sebelumnya juga ke Korea saat Lebaran dan terakhir ke Turki sehingga jelas terlihat bahwa saat ini memang terjadi kebangkitan pariwisata dan kondisi ini harus benar-benar kita jaga bersama,” ujarnya.

Pengalaman traveling dalam dua bulan terakhir ini, kata Sapta, pelayanan penumpang yang sudah booster vaksin ke tiga di bandara Singapura nyaman dan lancar, ke Korea dan Turki juga dari awal sudah pelayanan secara digital dengan QR code sehingga lancar.

Kenyamanan masuk ke suatu negara sangat penting apalagi setelah banyak negara sudah menghilangkan aturan asuransi dan karantina. Oleh karena itu kebangkitan pariwisata harus dijaga yang utama oleh traveler sendiri karena sektor ini memiliki dampak berganda yang luas sebagai motor penggerak ekonomi pasca COVID-19.

” Intinya kita harus memiliki penyesuaian dan tetap konsisten dengan preventif action sehingga yang disebut kebangkitan pariwisata akan kembali normal,” kata Sapta Nirwandar.

Terkait dengan tingginya harga tiket penerbangan, Sapta mencontohkan kelas bisnis Jakarta -Singapura harga mencapai Rp 11 juta, kelas ekonomi Rp 7 juta/ orang /return. Namun jumlah wisatawan Indonesia tetap tinggi untuk berlibur ke Singapura.

” Jumlah wisman yang masuk ke Indonesia saat ini baru 350.000 orang tapi orang Indonesia terutama yang ke Turki dan Dubai serta negara lain seperti Singapura sudah 1,1 juta orang. Tiket mahal tidak jadi hambatan bagi wisatawan Indonesia untuk berwisata,” tambah Sapta.

Dalam Lunch Talk bertema Strategi Gaet Wisatawan Singapura ke Indonesia, Nia Niscaya mengatakan Kemenparekraf dan Singapore Airlines ( SIA) telah berkolaborasi dengan menawarkan Twin Destination, Singapura plus Batam, Singapura plus Bintan, Singapura plus Bali dan lainnya.

” Selain ingin menjaring 5,5 juta penduduk Singapura dimana 2 juta diantaranya adalah ekspatriat. Masalah yang sedang kami cari solusi adalah yang untuk ekspatriat non Singapura karena masuk ke Indonesua harus pakai visa padahal hanya mau Week-end ke Batam,” kata Nia Niscaya.

Sementara para ekspatriat Singapura untuk berwisata ke Malaysia tidak memerlukan visa sehingga Kemenparekraf sedang meminta pihak Imigrasi RI untuk bebas visa bagi 2 juta ekspatriat itu karena target RI tahun 2022 adalah menjaring 3,6 juta Wisman.

Sapta mengingatkan deputi Nia Niscaya bahwa masalah airlines jangan terpaku pada SIA karena Turkish Airlines, Qatar Airways dan Emirates yang memiliki pasar besar di Indonesia juga bisa dijajaki untuk membuat paket wisata bersama.

Pada 2019 sebelum pandemi Singapura merupakan negara penyumbang kedatangan wisatawan mancanegara terbesar ketiga yang masuk ke Indonesia. Batam dan Bintan adalah gerbang kedua para wisatawan asal Singapura masuk setelah Bali. 

 



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »