JAKARTA, bisniswisata.co.id: PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mengoptimalkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1,2 triliun untuk pembangunan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) atau Pusat Wisata Kemaritiman Bali, khususnya pengerukan alur dan kolam pelabuhan.
Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, mengatakan dukungan pemerintah dalam pengembangan BMTH itu akan memberikan dampak ekonomi bagi pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan masyarakat secara langsung, mulai dari penerimaan pajak daerah, devisa dari wisatawan asing, hingga pertumbuhan UMKM di kawasan Bali dan sekitarnya.
“Dari awal pembangunan Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) ini diniatkan untuk memberikan semacam dampak berantai guna mendukung pengembangan ekonomi wisata di kawasan Bali sehingga mampu meningkatkan pendapatan warga melalui pengembangan UMKM dan pemerintah,” katanya.
Dilansir dari Antaranews.com, pihaknya tak hanya melakukan percepatan pembangunan di sisi darat, namun juga fokus pada pembangunan fasilitas di sisi laut, khususnya kolam dan alur kapal.
Pembangunan di sisi laut dinilai sangat krusial mengingat BMTH diproyeksikan mampu melayani kapal-kapal pesiar dengan panjang hingga 350 meter dan mengangkut penumpang hingga 6.000 orang, sehingga memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
“Pengerukan alur dan kolam di area BMTH akan terus kami kebut beriringan dengan pembangunan fasilitas di sisi darat. Nantinya alur dan kolam area BMTH akan merata hingga minus 12 Meter Low Water Spring (MLWS) dari sebelumnya minus 9 MLWS, sehingga harapannya mampu mengakomodir kunjungan cruise yang lebih besar,” katanya.
Progres pengerukan alur dan kolam BMTH tahap 2 pada paket A dan B tercatat mencapai 13,2 persen dan 30,8 persen. Pelabuhan Benoa sendiri memiliki posisi strategis dalam rute pelayaran cruise dan yacht di Indonesia atau disebut dengan konsep Butterfly Route.
Dalam pengembangannya Benoa Cruise Terminal di Pelabuhan Benoa sebagai bagian utama BMTH diproyeksikan akan menjadi tempat sandar kapal pesiar terbesar di Indonesia, bahkan di Asia.
Benoa Cruise Terminal juga diproyeksikan menjadi pusat pariwisata kemaritiman. Pengembangan Pelabuhan Benoa itu ditargetkan rampung pada pertengahan 2023.
Sementara itu, Senior Manager Port Operations Southeast Asia Royal Caribbean Group James Ngui, pada Antara, awal desember 2021 lalu mengungkapkan dibutuhkan regulasi yang tegas dan saling mengakomodir antara cruise agent (agen pesiar) dan Pemerintah Indonesia agar upaya peningkatan wisatawan melalui kapal pesiar dapat kembali bergairah.
Pada tahun 2019 data kunjungan kapal pesiar ke pulau Bali sangat tinggi, namun masa pandemi membuat kapal pesiar tidak bisa melakukan kunjungan ke Indonesia khususnya ke Bali.
Sebelumnya, Kementerian BUMN melalui Pelindo membangun BMTH sebagai hub pelabuhan pariwisata di Indonesia di Pelabuhan Benoa Bali. BMTH ditargetkan sepenuhnya rampung pada pertengahan tahun 2023
Dengan konsep pengembangan wisata Butterfly Route dan pemberian fasilitas UMKM di BMTH diharapkan kehadirannya dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dari sisi pariwisata bahari.
Recent Posts
- Comment: Merry Christmas and a prosperous peaks
- Wisatawan Asia Pacifik yang Penasaran
- AHLA closes out 2024 with record-high 33 partnerships
- Tech bosses threatened with jail as government cracks down on children’s access to social media | Politics News
- Limitless Travel adds seven new tours for 10th anniversary year
Recent Comments