Berencana IPO, Pupuk Kaltim: Kapannya, Kami Menunggu Pemegang Saham


TEMPO.CO, Jakarta – PT Pupuk Kalimantan Timur berencana melantai di bursa efek Indonesia. Rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) untuk mengembangkan bisnisnya yang mengandalkan produksi komoditas urea dan amoniak.

“Sudah masuk list BUMN. Tapi kapannya kami masih menunggu kebijakan pemegang saham,” ujar Rahmad Pribadi di kantornya di Bontang, Kalimantan Timur, 7 Juni 2022. Menurut Rahmad, keputusan mengenai kepastian IPO dan waktu pelaksanannya sangat tergantung pemegang saham, yakni Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

Dana IPO salah satunya untuk membiayai pembangunan pabrik pupuk di Papua Barat yang membutuhkan investasi sekitar Rp 29 triliun.

Rencana IPO, menurut Rahmad, menjadi salah satu opsi pembiayaan untuk pengembangan bisnis Pupuk Kaltim yang dalam dua tahun terakhir mengalami pertumbuhan positif. Dari sisi performa perusahaan, Rahmad mengatakan, Pupuk Kaltim sangat memenuhi kelayakan untuk melakukan IPO.

“Tapi sekali lagi kami hanya pelaksana. Keputusan tetap ada di pemegang saham,” ujarnya.

Rahmad mengatakan sudah ada diskusi-diskusi mengenai kemungkinan perusahaannya melakukan IPO. Bahkan, di internal perusahaan, menurut dia, strategi pendanaan ini sudah dikaji secara serius. “Pupuk Kaltim sudah 45 tahun. Ini adalah era baru kami untuk terus tumbuh dengan mengembangkan perusahaan dan membangun pabrik baru,” katanya.

Dari sisi kinerja, Pupuk Kaltim pada kuartal pertama tahun ini membukukan laba bersih Rp 3,19 triliun atau meningkat hampir empat kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya, Pupuk Kaltim mencatatkan laba setelah pajak Rp 6,17 triliun.

Pupuk Kaltim memiliki 13 pabrik dengan 5 pabrik amoniak, 5 pabrik urea, 1 pabrik NPK Fused Granulation, 1 pabrik NPK blending, dan 1 pabrik bolier batu bara. Seluruh pabrik ini berada di kawasan lahan 443 hektare di Bontang Kalimantan Timur. Tahun ini, perusahaan pelat merah tersebut berencana membangun pabrik baru di Teluk Bintuni dan Fakfak, Papua Barat.

Anton Aprianto





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »