Pagelaran Sabang Merauke Ajak Ratusan Seniman Pentaskan Musik Daerah


Dalam rangka menyemarakkan Hari Lahir Pancasila, iforte, perusahaan yang berbasis sebagai penyedia layanan komunikasi satelit VSAT menggelar pertunjukan bertajuk Pagelaran Sabang Merauke Premiere with Live Performance. Pertunjukan ini menggabungkan parade nyanyian lagu-lagu daerah yang dibawakan lima penyanyi utama dan diiringi dengan ratusan penari.

Total, ada sekitar 21 lagu daerah dan satu lagu nasional yang dibawakan dalam pertunjukan tersebut. Selain menyanyi dan mempertunjukan tarian, pagelaran tersebut juga mempertontonkan busana rancangan para desainer yang mengambil unsur kelokalan.

Selain pertunjukan langsung, Pagelaran Sabang Merauke juga menggabungkan video pertunjukan mereka dengan tajuk sama yang telah berlangsung di Candi Prambanan sebagai bagian dari pentas mereka. Seniman yang bermukim di Yogyakarta, Rusmedi Agus, ditunjuk sebagai sutradara, dengan Kikan Namara menjadi direktur musiknya.

Pentas yang akan berlangsung selama lima kali dalam tiga hari pada 3-5 Juni di ballroom Djakarta Theater Jakarta Pusat ini melibatkan sekurangnya 135 seniman tradisi. Bagi Memed, sapaan Rusmedi Agus, pagelaran ini juga turut memberi napas kelegaan bagi para seniman yang terlibat karena dalam kurun dua tahun panggung pertunjukan mati suri.

“Ketika pandemi ini seniman betul-betul dalam kondisi ‘kehausan’, ini tantangan bagi kami sebagai seniman yang masih baru belajar untuk memiliki tanggung jawab luar biasa di atas panggung. Selama ini (pandemi), kami banyak yang tiarap. Yang mungkin juga mereka adalah tulang punggung keluarga,” kata Memed seusai sesi pertunjukan bagi media, Kamis malam, (2/6).

Dalam pagelarannya, Memed menyuguhkan konsep bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan yang memiliki satu ibu. Dengan tata konsep visual artistik yang diramu untuk menunjukkan berbagai dinamika yang dilalui Indonesia, tetapi tetap memiliki resiliensi untuk bertahan.

“Bangsa ini bangsa petempur dan pejuang. Jadi pandemi ini juga akan bisa dilewati,” tambahnya.

Sementara itu, Kikan Namara yang bertindak sebagai direktur musik sekaligus vokal utama dalam pagelaran menyatakan ketika para penampil tampil di atas panggung secara bersama, akan terjadi pertukaran energi yang turut menambah napas pertunjukan.

“Kita bisa lihat, dari lagu Bungong Jeumpa sampai misalnya Ampar-Ampar Pisang, itu kan cuma baru berapa menit durasinya. Tapi secara nuansa sudah beda. Kita bisa merasakan itu. Dan itu semua masih Indonesia. Artinya itu menunjukkan warna-warni bangsa kita, yang beragam,” kata Kikan.

Sebagai penggagas, iforte berharap Pagelaran Sabang Merauke bisa menebarkan semangat cinta tanah air. Melalui lagu-lagu dan kekhasan ornamen budaya yang dipertontonkan.

“Semoga ini juga bisa mengenalkan generasi muda kita pada budaya Indonesia,” tambah wakil direktur presiden pemasaran dan penjualan iforte Silvi Liswanda.

Usai gelaran tiga hari, nantinya video juga bakal bisa ditonton di kanal Youtube iforte mulai 6 Juni. (M-2)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »