Pemasangan alat kateter urine atau dalam istilah medis dikenal dengan katerisasi, sebenarnya tidak hanya berlaku untuk pria saja, wanita pun juga dapat dipasang alat itu. Dikutip dari laman National Health Service, kateter urine merupakan alat berupa selang tipis serta lentur yang dimasukkan ke dalam saluran kencing hingga kandung kemih pasien.
Tentu, tujuan pemasangan alat kateter untuk memudahkan pengeluaran urine langsung dari kandung kemih yang dikumpulkan pada wadah plastik penampungan.
Katerisasi pun tidak sembarangan dilakukan oleh seseorang. Harus tenaga medis dan adanya kondisi medis tertentu, sehingga alat kateter diperlukan untuk dipasang.
Orang yang membutuhkan kateter urine
Mungkin bagi orang awam alat kateter urine masih asing terdengar, bahkan mungkin sebagian belum pernah melihatnya. Namun bagi mereka maupun sanak keluarga yang pernah menjalani operasi besar tak asing dengan alat itu.
Secara umum, memang alat kateter dipasang bagi para pasien di rumah sakit yang akan atau telah menjalani rangkaian tindakan operasi. Pemasangan alat itu agar tidak merepotkan pasien untuk bolak-balik bangun dari tempat tidur, di saat luka operasi belum sembuh sempurna. Selain itu, katerisasi juga membantu kelancaran saat proses operasi tanpa harus memikirkan pasien akan buang air kecil atau tidak.
Namun ada kondisi lain yang memaksa seseorang juga harus dilakukan katerisasi. Masalah kesehatan seperti retensi urine kronis (ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih), kemoterapi pada kanker kandung kemih, demensia, hingga gangguan saraf seperti multiple sclerosis. Seseorang dengan kondisi koma juga akan dipasangkan alat itu.
Pemasangan alat kateter harus dilakukan secara ketat. Selain hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis saja, prosedur pemasangan alat itu harus memerlukan tindakan aseptis. Langkah tersebut digunakan untuk mengurangi risiko infeksi pada saluran kencing.
Saat pemasangan alat kateter, tenaga medis akan menggunakan gel anestetik untuk mengurangi rasa tidak nyaman seperti nyeri pada alat kemaluan.
Sedangkan katerisasi pada wanita, hampir sama prosedurnya dengan katerisasi pada pria. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran selang yang digunakan. Selang kateter pada wanita lebih pendek dari yang digunakan pada pria, hanya berukuran sekitar 3 hingga 4 cm.
Lama pemakaian dan jenis kateter
Pemakaian alat kateter bergantung dari kondisi medis dan jenis kateter yang digunakan. Ada kateter yang dapat dilepas setelah beberapa menit, jam, hari, atau bahkan terpasang dalam jangka panjang.
Beberapa jenis kateter yang ada dapat digunakan sesuai dengan rekomendasi dokter melihat dari kondisi medis pasien.
Jenis kateter ini digunakan pada waktu sementara, umumnya saat ada tindakan operasi. Kateter intermiten sering kita jumpai pada apabila kita sedang menjenguk pasien yang baru saja menjalani operasi.
Berdasarkan lama pemakaian, kateter jenis ini dapat dipakai dalam periode cukup lama. Pengguna kateter ini umumnya adalah mereka yang memiliki masalah kesehatan serius hingga memerlukan pemasangan kateter yang menetap. Biasanya kateter ini akan diganti secara kontinyu setiap 3 bulan sekali.
Berbeda dari kedua jenis kateter lain yang dipasang melewati alat kemaluan. Jenis kateter ini dipasang melalui lubang pada bagian perut yang tertuju langsung ke bagian kandung kemih. Pemakaian kateter suprapubik ditujukan bagi mereka yang memiliki masalah pada saluran kemih (uretra), seperti rusak hingga tersumbat, termasuk adanya prosedur pengangkatan batu kandung kemih.
Recent Comments