Perempuan seniman yang berbasis di Yordania, Maria Nissan, memiliki satu tujuan dalam hidupnya yaitu, menghilangkan plastik sekali pakai yang pernah digunakan di dunia dan meningkatkan kesadaran publik tentang pelestarian lingkungan melalui karya seni yang menarik.
Salah satu seni muralnya yang paling terkenal menghiasi sisi sebuah bangunan di ibu kota Amman, sebuah karya raksasa yang terbuat lebih dari 2.000 botol plastik, hampir 1.000 tas belanja, dan lebih dari 150 selang pipa hookah.
Nissan, yang merupakan seorang warga negara Amerika Serikat (AS) keturunan Irak, mengaku terkejut saat pertama kali berkunjung ke kota Amman tiga tahun lalu, Ia merasa frustrasi dan marah ketika melihat tumpukan sampah di jalanan dan di berbagai kawasan alam yang sebenarnya memiliki nilai keindahan.
“Meskipun kotanya indah, berjalan di jalan-jalan tersebut, bisa menjadi perjalanan yang penuh dengan segala macam sampah,” kata wanita berusia 35 tahun itu, seperti dikutip dari AFP, Minggu (29/5).
Nissan yang sesekali mengenakan pakaian yang terbuat dari tas Ikea, tak bisa memalingkan matanya dari timbunan kantong plastik mengilap, botol kaca, kaleng soda, dan bungkus permen.
Seniman yang telah terlatih dalam melukis dan menggambar di AS dan Italia ini, memutuskan untuk mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah untuk menciptakan berbagai karya seni, sering kali hasil seninya memiliki tema-tema yang menggambarkan wajah wanita, bunga, dan motif oriental.
Di rumahnya, ada ruangan kerja yang memiliki sebuah atap besar berupa kanopi yang dipenuhi dengan segala jenis limbah plastik, mulai dari pisau cukur dan sikat gigi, korek api, pulpen, dan sendok plastik.
“Seni (dari) plastik adalah cara yang konkret dan ampuh untuk menyampaikan keprihatinan tentang masalah lingkungan yang tengah memengaruhi warga Yordania, anak-anak mereka, komunitas mereka, dan lingkungan alam di di dalam negeri,” katanya.
Semua Orang Punya Masalah
Menurut Nisa, sebuah botol yang berserakan dan mencemari lingkungan tersebut membutuhkan waktu waktu hingga 450 tahun untuk terurai dengan tanah. Plastik mikro ini akan mencemari tanah, air, dan satwa liar di alam sehingga bisa mengancam kehidupan makhluk hidup.
“Karena plastik berserakan tanpa pandang bulu seperti di ladang dan air, binatang ternak dan ikan-ikan di laut secara tidak langsung akan memakan potongan plastik itu, yang pada akhirnya akan kita temukan dan kita santap di piring kita.”
Karya-karya Nissan telah dipamerkan di 12 pertunjukan di Yordania, Italia, dan Yunani. Selain itu, dia juga menampilkan karya-karya secara daring di saluran Instagram-nya @marianissanart yang bertujuan untuk mengubah pikiran dan kebiasaan masyarakat.
Menurut United Nation Development Program (UNDP), masyarakat Yordania menggunakan 3 miliar kantong plastik setiap tahun yang menghasilkan beban limbah padat sekitar 2,2 juta ton, namun hanya 7 persen yang dapat didaur ulang.
Nissan mendesak semua orang untuk tidak lagi membeli produk plastik dan berbelanja dengan tas yang dapat digunakan kembali. Dia juga menganjurkan untuk menerapkan pengenaan pajak untuk pembelian plastik sekali pakai.
“Pembicaraan tentang kebijakan penggunaan pastik sekali pakai yang menghasilkan polusi lingkungan selalu tertunda, hal ini membuat masyarakat semakin sulit untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri terhadap lingkungan,” katanya.
“Plastik kembali kepada kita dengan satu atau berbagai cara … Semua orang merasa tidak bertanggung jawab sampai hal itu menjadi masalah semua orang,” tandasnya. (M-2)
Recent Comments