Agus Marsudi : Kagum dengan Kemampuan Istri


PENDIDIKAN kesetaraan memang semestinya diawali dari keluarga. Dukungan suami terhadap kemampuan istri menjadi faktor penting dalam keberhasilan sang istri menjalankan

tugas. Di sisi lain, kewibawaan suami juga tidak berkurang meski istri berhasil dalam karier.

Teladan itu bisa dilihat nyata di keluarga Agus Marsudi. Suami dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ini bukan saja mendukung. Ia bahkan tidak malu-malu dalam memuji kemampuan sang istri.

“Yang saya kagumi, dia (Retno) pintar. Pintarnya itu dia bisa memecahkan masalah dari sudut pandang yang tidak terduga,” kata Agus saat hadir dalam Kick Andy bertajuk Suami-

Suami Menteri yang tayang malam ini. Selain itu, lelaki yang biasa dipanggil Gusmar ini juga mengakui bahwa sang istri sebagai negosiator ulung. Ia pun bangga Retno didapuk

sebagai Menlu perempuan pertama Indonesia sejak 2014 hingga saat.

Perjalanan karier sang istri yang dimulai dari bawah hingga menjadi seorang menteri membuatnya bangga dan bersyukur. Agus melihat kegigihan Retno dalam bersikap, menjadi profesional dalam bekerja dan disiplin.

Agus selalu memberikan dukungan semampunya. Selain berdoa untuk istri, ia mengisi dan saling melengkapi dalam berumah tangga, termasuk dalam mendidik dua anak mereka.

Ketika kemudian Retno dipercaya menjadi menteri, meski tidak menyangka, Agus mengaku menjalani peran sebagai suami pejabat negara dengan biasa saja. Baginya, status

keluarga mereka tidak berbeda dengan keluarga lainnya.

Soal pertemuannya dengan Retno, Agus mengenang bahwa itu terjadi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Agus di kala itu adalah mahasiswa jurusan arsitektur dan Retno sebagai

mahasiswa jurusan hubungan internasional.

Agus masuk kampus pada 1979, sedangkan Retno tahun 1981. “Tahun 81, pas istri saya masuk, saya sama teman-teman melihat ada anak baru. Terus saya menengok ke sana,

saya lihat salah satunya ada istri saya di situ. Saya langsung tertarik, jadi saya langsung suka. Dia kecil, hitam manis, jadi dulu seperti itu penampilannya,” kenangnya.

Sebagai sesama anak kos, pacaran mereka jalani dengan mengirit pengeluaran. Agus menuturkan sudah terbiasa berbagi peran dengan Retno sejak pacaran. “Supaya ngirit,

kita masak sendiri. Jadi saya sama pacar (istri) waktu itu iuran, nah istri yang masak. Tapi kita lewati dengan happy. Saat ini kita melihat yang lalu, wah dulu kayak gitu. Sampai

sekarang istri itu tidak bisa makan telur utuh. Karena dari dulu bisanya makan telur separuh atau seperempat,” ujarnya.

Agus menuturkan, Retno yang merupakan anak pegawai swasta tidak malu dengan keterbatasan keuangannya maupun dengan hobinya di orkes Melayu dan orkes dangdut

mahasiswa. “Dia pernah pas nonton itu (orang) sebelahnya tahu kalau dia pacar saya, terus dia nanya, ‘Mbak gak malu ya pacarnya pemain dangdut’, terus dia (Retno) bilang ‘Enggak,

enggak malu’,” ujar Agus.

Kala dipersunting Agus, Retno telah berhasil menjadi PNS Kemenlu. Agus sendiri bekerja sebagai arsitek dan masih menjalani hobinya menyutradarai panggung ketoprak. Retno dengan senang hati mendukung hobi suaminya. Bahkan, Agus mengaku bahwa kegemaran yang sama di bidang seni ikut menjadi perekat hubungan mereka.

Kini, ketika tuntutan tugas Retno sebagai menlu begitu sibuk, Agus tetap menikmatinya dan berusaha meluangkan waktu berdua. Misalnya, dengan bersepeda bersama dan bermain musik. Jika istri sedang sibuk dengan pekerjaan, Agus dapat menyenangkan hatinya dengan berketoprak.

Kebanyakan ketoprak yang ia sutradarai bergenre humor, tapi tetap diisi nilai-nilai yang bermanfaat untuk kehidupan. Dulu ia banyak melakukan pentas di Yogyakarta dan beberapa kali di TVRI. Ia ingin hobinya ini menjadi kebaikan yang bermanfaat bagi banyak orang.

Sebagai seorang suami, Agus mengungkapkan bahwa penting untuk menghargai dan mengapresiasi pasangan serta mendorong kelebihan dan kapasitas yang dimiliki pasangan.

Meski menjadi seorang suami menteri, ia mengatakan Retno masih tetap menghormatinya sebagai seorang suami dan kepala keluarga. (*/M-1)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »